GenPI.co - Kerokan menjadi salah satu cara alternatif yang cukup favorit di kalangan masyarakat Indonesia saat tubuh sedang merasa tidak sehat.
Dalam beberapa kasus, kerokan dianggap benar-benar ampuh membuat tubuh menjadi terasa lebih baik, terutama untuk mengurangi gejala masuk angin.
BACA JUGA: 5 Zodiak Anti-Melarat, Hoki dan Uang Datang Sendiri Tak Berhenti
Masuk angin, pegal-pegal, hingga batuk dan pilek dianggap bisa diselesaikan dengan sebutir koin dan olesan minyak angin.
Memang, metode ini bisa memberikan manfaat untuk kesehatan. Namun, bahaya kerokan juga nyata adanya.
Bahaya kerokan yang selama ini cukup ternama adalah angin duduk atau yang dalam bahasa medis disebut sebagai angina pectoris.
BACA JUGA: Dewa Rezeki Bagi Hoki, Bisnis 4 Zodiak Bakal Meledak
Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan hal tersebut. Sehingga, kerokan sebagai penyebab angin duduk sebenarnya hanyalah mitos.
Meski begitu, bukan berarti Anda bisa menganggap enteng bahaya kerokan yang lain.
Berikut bahaya kerokan bagi tubuh:
1. Berisiko perdarahan
Kerokan tidak seharusnya menyebabkan perdarahan. Namun, jika tekanan yang diberikan di kulit dilakukan secara berlebihan, maka pecahnya pembuluh darah kapiler tidak hanya akan menghasilkan memar, tapi juga perdarahan minor.
BACA JUGA: Zodiak Ini Magnet Uang, Tapi Setelah Kaya Bingung Menghabiskannya
2. Mengakibatkan nyeri
Setiap orang berbeda-beda dalam merasakan menahan sakitnya dikerok. Apabila Anda termasuk yang tidak bisa menahan rasa sakitnya, sebaiknya jangan terlalu memaksakan untuk menjalani terapi ini.
3. Menyebabkan memar dan bengkak
Proses kerokan membuat pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit yang disebut pembuluh darah kapiler pecah.
Hal ini membuat kulit jadi terlihat memar dan merah setelah terapi ini selesai dilakukan.
Pada beberapa orang, pembengkakan juga bisa muncul di area kulit yang dikerok.
Umumnya, memar dan pembengkakan yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu.
4. Berisiko memicu penularan penyakit
Keluarnya darah dari permukaan kulit, juga membuka kesempatan terjadinya infeksi yang bisa menular melalui darah.
Risiko penularan penyakit melalui kerokan juga akan meningkat apabila koin atau alat lain yang digunakan untuk terapi ini tidak steril, dan telah digunakan oleh lebih dari satu orang.
5. Stroke
Perubahan airan darah dari kecil ke lebar secara tidak alami seperti efek kerokan dapat memicu terjadinya stroke.
Pelebaran pembuluh darah secara berkala dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News