Muthia Zahra, Lulusan Hukum UI Meraih Sukses Jadi Sutradara Film

20 Oktober 2020 11:12

GenPI.co - Perjalanan sukses seseorang tak melulu ditentukan dari latar belakang pendidikan, tetapi dari passion dan suara hati.

Dengan bakat yang sudah dimiliki itulah yang mengantarkan sosok Muthia Zahra Feriani, perempuan yang kini sukses menjadi sutradara film.

BACA JUGAPernah Ditipu, Amanda Hartanto Sukses Harumkan Bangsa Lewat Batik

Terbaru, ia menulis cerita hingga menyutradarai sebuah drama serial 'Jadi Ngaji' yang tayang di platform video on-demand GoPlay.

Namun, tak ada yang menyangka jika wanita kelahiran Bandung ini dulunya justru lulusan fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan predikat cumlaude.

Ia mengaku sama sekali tidak pernah belajar film, hanya saja ia sempat menaruh ketertarikan terhdapa sastra dan seni.

Dunia film, sastra, dan musik perlahan masuk menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi Muthia sejak berkenalan dengan dunia seni, khususnya puisi di kelas 4 SD.

Kegemarannya menulis ternyata telah lama diperhatikan oleh guru seninya saat itu.

Mulanya, ia diikutsertakan dalam perlombaan puisi antarsekolah hingga akhirnya keluar sebagai juara. Semenjak itu, Muthia pun selama tiga tahun berturut-turut selalu menjadi perwakilan sekolah.

Buat Muthia saat itu, puisi merupakan sebuah kebanggaan masa kecil. Ada rasa seru, tertantang, sekaligus keasyikan tersendiri ketika dirinya bisa mengekspresikan ide-ide melalui tulisan.

"Apalagi ketika ide saya ternyata mendapatkan apresiasi dari orang lain," ujar Muthia kepada GenPI.co belum lama ini.

Keinginan kuat untuk menggeluti bidang seni sayangnya terhalang oleh restu orang tua yang menginginkan Muthia sekolah hukum.

Siapa sangka, di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), ia justru bertemu dengan teman yang memiliki hobi yang sama.

Kemudian, membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) khusus untuk seni pertama yang diberi nama Law.s and Art Performers.

Di masa ini, keseharian Muthia adalah teater, musik, drama musikal, dan kuliah. Ia mulai aktif menulis naskah, membuat pertunjukan, dan menulis lagu.

"Tapi, tekad utama saya adalah tetap mendapatkan nilai akademik yang baik seperti janji saya pada Ibu,” kenangnya.

Membangun Law.s and Art Performers, Muthia ditantang untuk membuat suatu pertunjukan seni untuk diikutsertakan dalam perlombaan antar fakultas.

Ini adalah kesempatan pertama bagi creator Jadi Ngaji ini untuk tampil sebagai sutradara.

“Saya mencoba menampilkan kisah pejuang hak asasi manusia Munir yang dibuat sangat pop," tuturnya.

Ia berusaha menciptakan suatu pertunjukan dengan gaya baru, namun tetap menjaga nyawa utamanya seputar hukum, sosial dan politik. Ternyata para juri memberikan apresiasi tinggi.

Lulus kuliah lebih awal dengan predikat cumlaude, Muthia justru berhadapan dengan dilema dalam memutuskan jenjang karir.

Di benaknya, seni, film dan musik sudah jelas tidak bisa menjadi pekerjaan utama karena tantangan dari orang tua.

Di sisi lain, sudah ada tawaran untuk bekerja sebagai pengacara di firma hukum ternama di Jakarta dan menjadi asisten dosen sambil mempersiapkan beasiswa kuliah di luar negeri.

“Saya akhirnya memilih untuk menjadi asisten dosen begitu lulus kuliah sambil terus menimbang dan berpikir kembali langkah karier yang akan saya pilih selanjutnya. Di tahap ini, saya masih terus menulis naskah teater dan lagu,” ungkapnya.

Perjalanan karier Muthia masih diwarnai banyak hal, mulai dari mencoba bekerja sebagai pengacara untuk bidang hak kekayaan intelektual (HKI), membangun EO bersama sang kakak sampai membuka cafe susu.

Di tahun 2016, Muthia mulai kembali menekuni bidang seni secara serius. Ia kembali menulis naskah pertunjukan untuk kompetisi yang digelar oleh Galeri Indonesia Kaya dan tampil sebagai finalis.

Muthia juga aktif mengikuti workshop di Wahana Kreator sambil berguru pada penulis skenario Salman Aristo.

Ia embuat film pendek, mendapat kepercayaan sebagai produser dan sutradara untuk pembuatan video klip beberapa musisi ternama seperti Mocca, BCL dan lain sebagainya.

Sampai akhirnya berkolaborasi bersama GoPlay dalam pembuatan serial Jadi Ngaji.

Ada banyak pelajaran yang dipetik Muthia sepanjang perjalanan kariernya, termasuk perubahan prinsipnya pada seni.

Mulanya mungkin ia menjadikan seni sebagai sebuah hobi yang menyenangkan.

Namun seiring berjalannya waktu, Muthia semakin memantapkan langkahnya berkarir di industri perfilman Indonesia.

BACA JUGA

“Saya tidak bermimpi untuk menjadi orang besar, tetapi saya memiliki harapan bahwa karya saya bisa bermanfaat bagi banyak orang dan menjadi rekam jejak yang bisa saya perlihatkan pada anak saya nanti,” tutup Muthia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co