Tak Kuat LDR, Via Tega Memadu Kasih dengan Pria Lain

19 November 2020 23:20

GenPI.co - Tiga tahun lalu sejak dia memilih untuk pergi meninggalkanku dan memilih laki-laki lain sebagai kekasihnya. Aku memilih untuk tidak mencintai perempuan mana pun lagi, selain ibu.

Dia adalah orang yang selalu membuat hidupku berwarna. Meski sebenarnya jarak kita terpisah 453 kilometer. Aku di Semarang sedangkan dia di Jakarta.

Aku mengenal Via saat masih menjadi siswi SMP. Saat itu benih-benih perasaan sudah muncul, cinta monyet, begitu orang menyebutnya.

BACA JUGAKarena Tak Kuat LDR, Aku Lebih Memilih Selingkuh Dengannya...

Lima tahun berlalu dan ternyata perasaan itu masih tetap ada. Berbekal keberanian yang seadanya, aku menyatakan perasaan itu tepat di bawah Pohon Jambu, di sebelah rumahnya.

Sejak saat itu kita resmi berkekasih dan menikmati bulan-bulan pertama yang menyenangkan.

Sesekali aku menemuinya di Jakarta, begitu sebaliknya. Akan tetapi, momen bersama lebih banyak dihabiskan lewat sambungan telepon.

LDR memaksa dua cinta antar manusia tak bisa memadu kasih setiap saat.

"Kapan, ya, kita bisa satu kota. Setiap waktu bisa ketemu," kata Via lewat telepon.

Mungkin bagi dia itu kurang, dari balik telepon aku sering mendengar nada bicaranya yang mulai berubah setiap waktu.

Telingaku jadi lebih sering mendengar dia mengeluh. Katanya, dia ingin seperti teman-temannya yang bisa menikmati hari-hari bersama setiap waktu, terlebih pada akhir pekan.

Jarak yang membentang ratusan kilometer membuat aku tak bisa mewujudkan keinginannya.

Hingga kemudian, pada Minggu pagi bulan September 2017, itu adalah kali terakhir aku mendengar suara Via. Telepon terakhir darinya itu berisi kata maaf untuk hubungan yang tidak bisa dia lanjutkan.

BACA JUGAKarena Aku Tak Romantis, Mike Tega Mendua di Belakangku

Mendadak, tanpa sebab, dan menyisakan banyak tanda tanya. Seperti inikah bentuk cinta?

Kejadian itu membuat aku merasa trauma. Di pikiranku, bayangan mengalami hal yang sama setiap akan memulai hubungan baru selalu ada.

Mungkin hingga rasa sakit dan trauma itu hilang, kalimat pembuka di tulisan ini akan selalu aku amini, “Aku memilih untuk tidak mencintai perempuan mana pun lagi, selain ibu,". (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co