Malam Itu Cakra Memberiku Kebahagiaan

10 Desember 2020 18:55

GenPI.co - Kadang aku berpikir memercayai ramalan merupakan hal yang sia-sia. Namun, ketika Cakra melamarku, aku percaya ramalan tidak semuanya salah.

Aku bertemu Cakra ketika aku dan teman-teman nonton konser. Malam itu Cakra menolongku ketika aku mulai kehabisan oksigen gara-gara berdesakan dengan penonton lainnya.

BACA JUGA: Benih Cinta Kami Berdua Tumbuh di Pendakian Gunung Sindoro

Untungnya aku tidak sampai pingsan. Aku hanya kelelahan dan kehabisan oksigen.

Tubuh Cakra yang tinggi dan besar mampu membuka jalan untuk membawaku di area yang sepi dari kerumunan.

Setelah kejadian itu, hubungan kami menjadi akrab dan mulai mengenal satu sama lain.

Sayangnya, saat itu Cakra bilang kepadaku bahwa dia baru saja putus dengan pacarnya.

Dia pun masih enggan memulai hubungan. Aku merasa tidak memiliki harapan.

Aku yang sudah mulai nyaman dengan Cakra harus rela menahan hasrat untu memilikinya.

Di tengah kegalauan, aku bertemu dengan Maria. Dia adalah seorang peramal tarot terkenal di Jakarta .

Maria meramalku di sebuah kedai kopi di pusat Kota Jakarta. Aku duduk di depannya dan memandang wajahnya.

Dalam hati aku berkata bahwa diriku tidak percaya dengan ramalan. Aku pun hanya menganggap ini adalah permainan belaka.

Maria terus mengocok kartu tarotnya sambil mulutnya komat-kamit membaca mantra yang tidak aku mengerti.

Setelah itu Maria memintaku untuk mengambil salah satu kartu yang dipegangnya. Maria tak segan membacakan makna dari kartu yang aku pilih.

“Kamu harus bisa meyakinkan orang yang sayang kepadamu,” ujarnya singkat.

Awalnya aku tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Bahkan, aku juga berusaha melupakan Cakra saat itu.

Aku memilih tidak mau fokus dengan dia karena aku takut terjebak dan sakit hati.

Aku tidak mau terlalu jauh berharap kepadanya. Bahkan, Cakra pernah mengatakan sebaiknya aku mencari pria lain yang lebih serius untuk meniti masa depan.

Namun, entah kenapa, ucapan Cakra seakan tidak masuk alam otakku dan aku tetap memikirkannya.

Bahkan, sahabatku, Debora, memintaku untuk tetap maju memperjuangkan Cakra.

“Sulit, Deb. Cakra sekarang bukan prioritas buatku, meski aku nyaman di dekatnya,” ujarku.

Namun, Cakra tidak pernah absen menghubungiku dan terus mencariku ketika aku sedang tidak aka kabar.

Bahkan, Cakra berusaha datang ke rumah untuk bertemu ayah dan ibuku.

Sikap dia kadang membuatku menjadi bingung dan bimbang. Malam itu, aku memutuskan bertemu dengan Cakra di sebuah restoran untuk makan malam.

Aku mencoba berbicara dari hati ke hati dengan Cakra. Aku mulai memberanikan diri untuk mengatakan apa yang dia inginkan.

Malam itu aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan. Cakra tiba-tiba melamarku.

BACA JUGATak Dapat Gadis, Janda Pun Jadi

Dia pun berkata malam itu bahwa dirinya selama ini dia hanya perlu yakin kepadaku untuk menjadi pendampingnya.

Sontak aku ingat dengan apa yang dikatakan Maria saat itu. Bahkan, Maria pun bilang, ketika Cakra yakin, dia tidak ingin memintaku untuk jadi pacarnya, tetapi pendampingnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co