Demi Kencani Janda Cantik, Aku Rela Gadaikan Cinta

17 Desember 2020 19:30

GenPI.co - Janda punya sejuta pesona di mata para pria, itu nyata adanya dan aku pernah mengalaminya beberapa waktu lalu.

Aku kala itu jatuh cinta kepada seorang janda dua anak bernama Rista yang punya paras cantik dan tubuh cukup bohay.

Padahal aku saat itu sudah memiliki seorang kekasih yang juga cukup cantik, tetapi entah mengapa aku tergoda dengan pesona janda manis itu.

BACA JUGAPesona Janda Beranak Dua Telah Butakan Akal Sehatku

Aku memang belum begitu mengenal Rista dan hanya berani mengamatinya dari jauh saja tanpa berani mendekat.

Memantau gerak gerik Rista lewat media sosial menjadi jurus jituku selain mengamati saat di rumah karena ia adalah tetangga satu komplek.

Tibalah saat ada sebuah acara membuat aku dan Rista bisa berinteraksi dan mencoba mengenal, namun tidak mau nampak terlihat memburunya.

Bertukar nomor adalah salah satu cara aku agar lebih mengenal Rista dan makin intens komunikasi dengannya.

Rista memang mengetahui aku sudah memiliki kekasih, namun tampaknya ia tidak menghiraukan dengan makin intens menjalani ke depan.

Saling bertukar cerita, memberikan perhatian dan berupaya mengenal satu sama lainnya sudah aku dan Rista lakukan walau hanya lewat chatting.

Dua bulan lamanya hanya lewat komunikasi chat tanpa bertemu langsung, kemudian aku berencana pergi untuk kencan dengan Rista.

Wilayah Bogor menjadi tujuan aku dan Rista karena punya tempat romantis dan udaranya terbilang sejuk.

Namun, saat kencan pertama kondisi tubuhnya sedang sakit dan aku memprediksi bakal membuat berantakan.

Benar saja, saat aku mulai makin intensif mengajak Rista bicara dari hati ke hati. Namun, cairan keluar dari hidung Rista ditandai bersin tak berkesudahan.

Saat aku tanya, ia tak menjawab dengan lugas. Tak lama, keluar darah dari lubang hidung. Aku membantunya untuk bangun dan membawa ia ke puskesmas terdekat. Ia sempat menolak, tetapi tetap kuhantarkan ia berobat.

BACA JUGAAku Terkulai Lemas, Janda Tersebut Memang Jago Memasukkan Paku...

Aku resah dalam perjalanan. Darah terus mengucur dari lubang hidungnya. Aku makin khawatir. Belum sampai di puskesmas, Rista sudah tak bernyawa. 

Aku tak bisa menghindar dari takdir, tetapi aku bisa belajar tentang arti kesetiaan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co