GenPI.co - Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK-CLC dikabarkan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, (9/1).
Jika ditarik ke belakang, pesawat jenis Boeing 737-500 tersebut rupanya memiliki riwayat kecelakaan yang cukup buruk.
BACA JUGA: Cari Black Box Sriwijaya Air, TNI AL Kerahkan KRI Rigel 933
Pesawat Boeing 737-500 sudah beberapa kali mengalami kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpang di dalamnya.
Kecelakaan Boeing 737-500 yang paling parah merupakan peristiwa yang terjadi di dekat Kazan International Airport, Russia, pada 17 November 2013 lalu.
Dilansir dari BBC, pesawat tersebut sempat mencoba mendarat tapi kemudian meledak karena benturan.
Akibatnya, seluruh penumpangnya yang berjumlah 44 orang dan enam awak meninggal dunia.
Penyebab dari kecelakaan tersebut masih menjadi spekulasi, mulai dari cuaca buruk, kualitas bahan bakar yang tidak baik, hingga potensi kerusakan teknis dan kesalahan manusia.
Sebelumnya, dikutip dari berbagai sumber, kecelakaan juga pernah menimpa Boeing 737-500 milik UTair Aviation (Russia) di Vnukovo International Airport pada 16 Januari 2010.
Selain itu, ada juga kecelakaan Pesawat Continental Airlines di Denver International Airport, Amerika Serikat, pada 20 Desember 2008.
Diketahui, pesawat tersebut keluar jalur dan terbakar saat akan lepas landas. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Di tahun yang sama, tepatnya pada 14 September, kecelakaan terjadi pada pesawat Aeroflot di Perm, Russia.
Kejadian tersebut menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 82 orang dan enam kru.
BACA JUGA: Pasukan Elite TNI Bergerak, Bantu Cari Pesawat Sriwijaya Air
Lalu, kejadian yang terbaru adalah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu di awal tahun 2021.
Pesawat tersebut hilang kontak setelah melewati ketinggian 11 ribu kaki. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News