4 Tips Bijak Mengatasi Perselingkuhan di dalam Rumah Tangga

GenPI.co - Menjalani hubungan bukanlah hal yang mudah. Sekalipun sudah menikah, ada berbagai tekanan dan permasalahan yang harus dihadapi oleh sepasang kekasih yang sedang memadu kasih. 

Maka tak jarang, banyak ditemukan kasus perselingkuhan. Permasalahan dan tekanan dengan sesama pasangan menjadi alasan selingkuh.

BACA JUGA: Waspada! Tanda-tanda Pasangan Selingkuh Lewat Media Sosial

Selain dari tekanan dan permasalahan, ada berbagai macam alasan selingkuh lainnya yang sangat umum digunakan oleh mereka yang suka mendua hati.

Untuk itu, berikut ini ada 4 tips bijak mengatasi perselingkuhan di tengah rumah tangga, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber :

1. Batasi waktu emosional

Tidak ada salahnya mengungkapkan perasaan kekecewaanmu padanya, namun jangan sampai emosi yang menguasai diri. 

Batasi sampai kapan kamu akan merasa kesal pada pasangan, agar tidak berlarut-larut. 

Sebab, bila terlalu lama menyimpan perasaan sakit hati terlalu lama, maka yang terjadi akan semakin kuat juga rasa kecewa dan sulit melupakan.

2. Hormati ikatan Anda dengan pasangan

Mengatasi perselingkuhan sangat mungkin bila diatasi para pasangan bila mengingat masing-masing sudah memiliki ikatan. 

Dengan adanya rasa saling menghormati, seharusnya tidak akan sulit bila ingin memperbaiki hubungan rumah tangga. 

Keduanya harus kembali saling percaya dan menghargai perasaan demi menjaga keharmonisan perkawinan.

BACA JUGA: Arti Mimpi Lihat Pasangan Selingkuh, Nomor 2 dan 3 Mencengangkan

3. Berusaha memaafkan

Memaafkan adalah cara paling sulit untuk dilakukan, terlebih adanya perselingkuhan dalam hubungan. 

Namun, tidak ada salahnya mencoba meminta maaf atau memberi maaf pada pasangan.

Proses pemulihan setelah perselingkuhan mampu membuat rumah tangga tidak terlalu panas dari sebelumnya.

4. Jangan mengungkit masa lalu

Terakhir, bila mengungkapkan perasaan dan meminta maaf sudah selesai, penting untuk tidak mengungkit masa lalu. 

Pasalnya, hal itu hanya membuat luka hati hati pada keduanya dan semakin tidak bisa menerima pasangan satu sama lain. (*)