Ondel-ondel Mencari Receh

01 April 2019 09:18

GenPI.co - Suara musik gambang kromong dengan lagu Betawi mengalun dari speaker yang berada di atas gerobak yang didorong. Sepasang ondel-ondel setinggi hampir 3 meter berjoget mengikuti irama lagu. Seorang remaja kemudian menyodorkan ember kecil berharap uang receh dari pemberi. 

Fenomena pengamen ondel-ondel sudah lama marak. Kesenian Betawi ini seolah turun kasta dan kini berubah dijadikan alat untuk mencari uang receh dengan cara mengamen.

Menurut JJ Rizal, ondel-ondel sejak dulu memang dijadikan sarana hiburan sekaligus untuk mencari mata pencaharian. 

"Ondel-ondel memang menurut tradisi dan sejarahnya berkeliling kampung karena fungsinya adalah tolak bala. Untuk jasanya itu dia diberi imbalan sawer. Jadi kalau kini dia keluar masuk kampung dan disebut mengamen, dia kembali ke tradisi aslinya," kata JJ Rizal kepada GenPi.co, Kamis (28/3) lalu.

Baca juga: Melestarikan Onde-ondel Bukan dengan Cara Ngamen, Tapi dengan Kerajinan

Seiring berjalannya waktu, ondel-ondel kini dimanfaatkan oleh warga Jakarta untuk mencari nafkah. Salah satu warga yang memanfaatkannya untuk mencari nafkah adalah Okta. Sebagai warga Bekasi ia mengaku sudah cukup lama mencari nafkah dari mengamen ondel-ondel.

“Saya ngamen bisa cukup menghidupkan keluarga kecil saya. Dengan modal awal menjual satu motor untuk membeli satu ondel-ondel seharga Rp.2,5 juta, lalu lama-lama saya bisa membeli ondel-ondel lain,” jelasnya saat ditemui di Jalan Bulak Tinggi, Bekasi, Rabu (27/03).

Profesinya pun sekarang diikuti oleh beberapa kelompok anak jalanan dan menjadi anak buahnya. “Pendapatan anak buah saya satu harinya Rp.500 ribu, setoran ke saya Rp.80 ribu, dan sisanya dibagi rata,” katanya.

Kendala mengamen dengan ondel-ondel adalah saat musim hujan, "Pokoknya jauh deh penghasilan kalau hujan, ibarat kata buat makan aja udah syukur," imbuhnya.

Untuk lokasi ngide', para anak buahnya biasanya berkeliling ke kawasan Tanjung Priok, Warakas dan Kebon Bawang, Jakarta Utara. Namun tak jarang juga hingga ke Jakarta Barat seperti Kedoya dan Tanah Abang. Ondel-ondel ini memulai aksinya sekitar pukul 13.00 WIB hingga 23.30 WIB.

"Jadi kita ini banyaknya justru keluar kampung. Saya senang mereka mau berusaha, daripada mereka mencuri, copet, ini kan mereka kerja, dapat uang Rp 25 ribu aja sehari misalnya udah girang bener," ucapnya.

Disinggung mengenai ondel-ondel yang berubah dari pertunjukan kesenian menjadi alat ngamen, Okta mengakui hal itu semata-mata karena faktor ekonomi.

"Sebab begini, kalau buat acara doang kan kita sehari-hari makan, emang enggak butuh makan? Kan gitu. Nah kayak anak yang enggak sekolah, selama begini kan maaf-maaf ya yang namanya pencuri, minta-minta, nyolong, nah kan sekarang yang namanya gini (ngamen) dapat penghasilan alhamdulillah gitu ya enak biar kata tadi saya bilang, megang Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu sehari, mereka kantongin tapi kan girang, enggak nyolong lah kasarnya," tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Anggi Agustiani

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co