GenPi - Perhelatan Jember Fashion Carnaval (JFC) berhasil meraih peringkat empat dunia untuk karnaval terunik dan terheboh setelah Mardi Gras (Amerika Serikat), Rio De Jeneiro (Brazil), dan The Fastnacht (Koln, Jerman).
Karnaval itu mahakarya putra daerah asal Kabupaten Jember, Jawa Timur bernama Dynand Fariz. Sebelum meninggal, sang maestro ingin buat Museum JFC.
Kesuksesan JFC yang berawal dari karnaval kampung dalam memeriahkan Agustusan (Hari Kemerdekaan Indonesia) hingga menjadi tersohor di dunia itu, tidak bisa lepas dari tangan kreatif dan keuletan seorang Dynand Fariz. Perintis berdirinya Rumah Mode Dynand Fariz sejak 1998 itu, penggagas sekaligus Presiden JFC.
Melalui tangan kreatifnya dan perhelatan JFC, nama Dynand Fariz mulai dikenal luas di seluruh Indonesia, bahkan dunia, ketika berhasil menjadikan Jember Fashion Carnaval salah satu kegiatan fesyen disegani, berkat keunikannya dengan "catwalk fashion show" terpanjang di dunia.
Baca juga: Mengenang Karya Desainer Dynand Fariz
Bahkan, almarhum didaulat oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya menjadi koreografer Asian Games 2018. Kemegahan panggung dan koreografi yang disuguhkan dalam hajatan itu, sontak mengundang banyak pujian dari masyarakat dunia. Hal yang menyita perhatian publik adalah kostum Garuda emas karya Dynand Fariz.
Simbol burung Garuda sengaja dipilih Dynand Fariz untuk mengiringi setiap kontingen dari ke-45 negara peserta Asian Games 2018 karena burung Garuda simbol Republik Indonesia yang menunjukkan kesatuan, kemegahan, dan spirit yang menginspirasi ke semua penjuru. Bahkan, Dynand Fariz kini juga menjadi salah satu kurator untuk Top 100 Calender of Event di Indonesia.
Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief mengatakan Pemerintah Kabupaten Jember kehilangan putra daerah terbaik yang berhasil mengharumkan nama daerah itu di kancah dunia.
"Almarhum Dynand cukup dekat dengan saya karena sama-sama warga Kecamatan Silo, sehingga saya merasa sangat kehilangan," tuturnya.
Ia mengatakan almarhum memiliki talenta luar biasa, pekerja keras, telaten, dan tidak mudah menyerah. Hal itu dibuktikan dengan JFC yang mendunia dan merupakan perhelatan terbaik ketiga di dunia karnaval.
"Salah satu yang tidak akan terlupakan, di mana pun dan kapan pun bertemu, Dynand selalu akrab dan penuh senyum ceria, sehingga Jember, bahkan Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya," katanya.
Selamat jalan Dynand Fariz. Karya-karya terbaiknya akan selalu dikenang sepanjang masa. (ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News