Tentara Wanita Jaga Kabah, Reformasi Arab Saudi Makin Nyata

22 Juli 2021 10:50

GenPI.co - Ada pemandangan tak lazim di kawasan Kabah dan Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi,  yang menjadi poros ziarah religius umat Islam seantero dunia.

Pertama kalinya dalam sejarah, tentara wanita tampak bekerja menjaga tempat suci yang paling disakralkan itu

Salah satunya bernama Mona, yang memutuskan bergabung sebagai  militer dan kelompok pertama tentara wanita Saudi yang bekerja di tempat-tempat suci Islam.

BACA JUGA:  Iran Membara Karena Krisis Air! Rakyat Mengamuk, Polisi Tewas

Sejak April, puluhan tentara wanita telah menjadi bagian dari layanan keamanan yang memantau peziarah di Mekah dan Madinah, tempat kelahiran Islam.

Mengenakan seragam militer khaki, dengan jaket melewati pinggang, celana longgar dan baret hitam di atas kerudung yang menutupi rambutnya, Mona menghabiskan giliran kerjanya dengan berkeliling di Masjidil Haram di Mekah.

BACA JUGA:  Percobaan Sukses, Ilmuwan Israel Temukan Beberapa Obat Covid-19

"Saya mengikuti jejak almarhum ayah saya untuk menyelesaikan perjalanannya, berdiri di sini di Masjidil Haram di Mekkah, tempat paling suci. Melayani jemaah adalah tugas yang sangat mulia dan terhormat," kata Mona yang menolak memberikan nama keluarganya.

Samar, tentara wanita lain yang mengawasi peziarah di dekat Kabah mengatakan dia didorong oleh keluarganya untuk bergabung dengan militer, setelah studi psikologi.

BACA JUGA:  Lagi, Pangeran Muhammad bin Salman Dobrak Tradisi Arab Saudi!

“Ini merupakan pencapaian besar bagi kami dan merupakan kebanggaan terbesar bisa mengabdi pada agama, negara dan tamu-tamu Tuhan yang maha penyayang,” ujarnya.

Putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah mendorong reformasi sosial dan ekonomi sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi kerajaan Muslim konservatif.

Hal itu bertujuan untuk  dan menarik investasi asing  ke negra itu di bawah dorongan diversifikasi.

Di bawah rencana reformasinya, yang dikenal sebagai Visi 2030, putra mahkota mencabut larangan mengemudi bagi wanita, mengizinkan wanita dewasa untuk bepergian tanpa izin dari wali.

Kaum wanita Arab Saudi juga diberi lebih banyak kendali atas masalah keluarga.

Namun rencana reformasi itu disertai dengan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, termasuk terhadap aktivis hak-hak perempuan.

Arab Saudi sendiri selama 2 tahun berturut-turut selama  pandemi Covid-19 membatasi haji untuk warga dan penduduknya sendiri.

Pemerintah setempat juga melarang jutaan jemaah haji lainnya dari luar negeri sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus.(Reuters)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co