GenPI.co - Bomber Amerika mulai mencari mangsa. Pesawat pembom andalannya mulai wara-wiri di langit Afghanistan. Taliban menjadi sasaran utama bomber maut Amerika.
Amerika rupanya tak ingin kecolongan. Pasca penarikan armada militer dari Afghanistan, Taliban langsung merajalela.
Kelompok bersenjata itu terus menambah wilayah yang dikuasainya. Kekuatannya dianggap sangat membahayakan.
Sumber pertahanan AS mengatakan kepada The Times bahwa pesawat B-52 terbang ke Afghanistan dari pangkalan udara Al-Udeid di Qatar.
"Taliban akan kami kalahkan lewat serangan udara," tutur sumber yang enggan disebutkan namanya, Minggu (8/8/2021).
Pesawat pembom itu menyerang posisi Taliban di sekitar Kandahar, Herat dan Lashkar Gah, tiga kota yang berisiko dikuasai Taliban.
Sumber tersebut mengatakan drone bersenjata dan pesawat AC-130 Spectre yakni pesawat serang ikonik yang terbang rendah penuh dengan meriam berat bergaya howitzer, terbang setidaknya lima misi setiap hari.
Kapal induk USS Ronald Reagan di Laut Arab meluncurkan jet tempur cepat untuk mendukung misi tersebut.
Sumber-sumber pertahanan mengatakan Washington buka suara.
Serangan udara disebut akan dilanjutkan setelah 31 Agustus. Dan serangan itu disebut-sebut akan dahsyat.
Amerika tak ingin Afghanistan berjuang sendirian. Saat Angkatan Udara Afghanistan berjuang tanpa dukungan Barat, mereka kewalahan,
Afghanistan mengaku kekurangan amunisi, persediaan dan pilot jet tempur, karena "telah habis" untuk misi reguler.
Lebih dari sepertiga armada pemerintah Afghanistan yang terdiri atas 162 pesawat dan helikopter tidak dapat dioperasikan sejak kontraktor AS meninggalkan negara itu.
Washington pun mengirim beberapa pesawat pembom B-52 ke wilayah udara Afghanistan.
Taliban pada Jumat mengklaim menguasai ibu kota provinsi pertama sejak penarikan pasukan Barat setelah merebut Zaranj di provinsi barat daya Nimroz. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News