Pemimpin Anti-Taliban Menebar Ancaman, Ucapannya Bikin Merinding

23 Agustus 2021 15:40

GenPI.co - Pemimpin anti-taliban Afghanistan, Ahmad Massoud menebar ancaman untuk musuhnya yang kini menguasai Kabul.

Dia mengatakan bahwa pihaknya siap berperang dengan Taliban, meski menyebut lebih menyukai pembicaraan damai. 

"Kami ingin membuat Taliban menyadari bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui negosiasi," katanya kepada Reuters melalui telepon.

BACA JUGA:  Ngerinya Kondisi di Luar Bandara Kabul, Tembakan Taliban Menggema

Pasukan Massoud terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus. Ada pula pejuang milisi lokal.

Kekuatan perlawanan itu berpusat di Lembah Panjshir  yang berada di sebelah utara Kabul.

BACA JUGA:  Meeting Petinggi Taliban Makin Intens, Nasib Afghanistan Bakal...

"Kami tidak ingin perang pecah,” kata Massoud.

Ancaman putra Ahmad Shah Massoud, salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada 1980-an, muncul ketika sebuah video diunggah di akun Twitter Alemarah Taliban.

BACA JUGA:  Gerbang Bandara Kabul Jadi Medan Tempur, Hawa Panik Menguat!

Tampak di video, barisan truk dengan bendera putih Taliban bergerak di sepanjang jalan raya.

“Ratusan pejuang menuju Panjshir setelah pejabat negara setempat menolak untuk menyerahkannya secara damai,” demikian keterangan video tersebut.

Sebuah video pendek menunjukkan barisan truk dengan bendera putih Taliban bergerak di sepanjang jalan raya.

Namun Massoud dengan tegas mengatakan para pendukungnya siap berperang jika pasukan Taliban mencoba menyerang lembah itu.

"Mereka ingin membela, mereka ingin bertarung, mereka ingin melawan rezim totaliter mana pun."

Ada beberapa ketidakpastian tentang apakah operasi oleh pasukan Taliban di Panjshir telah dimulai atau tidak. 

Seorang pejabat Taliban mengatakan serangan telah diluncurkan di Panjshir. Namun seorang ajudan Massoud mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa Taliban memasuki lembah itu.

Satu-satunya pertempuran yang dikonfirmasi sejak jatuhnya Kabul pada Minggu (22/8), ketika  pasukan anti-Taliban merebut kembali tiga distrik di provinsi utara Baghlan, yang berbatasan dengan Panjshir pekan lalu.

Namun Massoud mengatakan dia tidak mengorganisir operasi perebutan kembali tiga distrik itu.

Ia mengatakan operasi tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi lokal yang bereaksi terhadap "kebrutalan" di daerah tersebut.

Massoud menyerukan pemerintah yang inklusif dan berbasis luas di Kabul yang mewakili semua kelompok etnis Afghanistan.

Ia mengatakan "rezim totaliter" tidak boleh diakui oleh masyarakat internasional.

Meski Massoud telah menebar ancaman maut ke Taliban, pengamat asing mempertanyakan kapasitas pasukannya bila berhadapan dengan Taliban.

Massoud mengatakan pasukannya, yang menurut seorang ajudan berjumlah lebih dari 6.000, akan membutuhkan dukungan internasional jika harus berperang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co