GenPI.co - Iran mengatakan telah mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa mereka hanya akan mempertimbangkan kembali ke pembicaraan nuklir jika sebuah syarat dipenuhi.
Departemen Luar Negeri AS harus mengeluarkan $10 miliar dari dana beku Teheran sebagai tanda niat baik.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian kepada TV pemerintah Iran Sabtu (2/10)
“Amerika mencoba menghubungi kami melalui saluran yang berbeda [di Majelis Umum PBB] di New York, dan saya memberi tahu para mediator jika niat Amerika serius maka diperlukan indikasi serius… dengan melepaskan setidaknya $10 miliar uang yang diblokir,” kata Amirabdollahian.
Iran mengatakan puluhan miliar dolar asetnya disimpan di bank asing karena sanksi AS.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperbarui peringatan bahwa waktu hampir habis bagi Iran untuk kembali ke kesepakatan nuklir.
Dia mengatakan bahwa terserah kepada Teheran untuk bertindak.
“Bola tetap di lapangan mereka, tapi tidak lama,” kata Blinken kepada wartawan, Jumat.
Blinken menegaskan kembali bahwa Presiden AS Joe Biden bersedia mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan 2015 di mana Iran secara drastis mengurangi pekerjaan nuklir dengan imbalan janji bantuan ekonomi.
Mantan presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan yang secara resmi dikenal sebagai JCPOA pada tahun 2018.
Dia keudian menerapkan kembali sanksi besar-besaran terhadap Iran yakg kemudian ditanggapinya dengan lemajutkan prograam perkayaan uranium.
“Hanya kembali ke persyaratan JCPOA di beberapa titik tidak akan cukup untuk mendapatkan kembali manfaat dari perjanjian karena kemajuan yang telah dibuat Iran,” kata Blinken.
Blinken mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah terlibat dengan itikad sangat baik selama berbulan-bulan” dalam pembicaraan tidak langsung di Wina.
Iran meminta penghentian pembicaraan pada Juni karena transisi politik ketika Ebrahim Raisi yang ultra-konservatif menjadi presiden, menggantikan Hassan Rouhani.
Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk memulai kembali pembicaraan, meskipun Raisi mengatakan bahwa dia mendukung diplomasi untuk mengakhiri sanksi dan Amirabdollahian mengatakan itu akan "segera."(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News