Amerika & China Lesu : Gas - Minyak - Batu Bara - Bertumbangan

19 Oktober 2021 14:50

GenPI.co - Ekonomi Amerika dan China lesu, sejumlah komoditas yang paling dicari dunia bertumbangan. Harga gas, minyak dan batu bara rontok. 

Selasa (19/10/2021), semua kompak turun. Pukul 07:32 WIB, harga minyak jenis brent berada di USD 84,19/barel. Turun 0,17% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya USD 82,41/barel. Berkurang 0,04%.

BACA JUGA:  Rudal Hipersonik China Bisa Bawa Nuklir - Amerika Tercengang

Penyebabnya beragam. Dari mulai kelesuan ekonomi China hingga stagnannya ekonomi Amerika disebut sangat memengaruhi. 

Sekedar gambaran, AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di dunia. Saat dua raksasa ini lesu, maka akan membuat seluruh dunia ikut lemas.

BACA JUGA:  Amerika Serikat Puji Prestasi Jokowi Tangani Perubahan Iklim

Kemarin, China mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021.

Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Tirai Bambu memang tumbuh, tetapi melambat.

BACA JUGA:  Amerika Serikat dan Kanada Kirim Dua Kapal Perang, China Murka

Pada Juli-September 2021, ekonomi China tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Lumayan jauh melambat dibandingkan pencapaian kuartal II-2021 yang sebesar 7,9% yoy dan menjadi yang terendah sejak kuartal III-2020.

Kelesuan ekonomi akan membuat permintaan energi tidak setinggi perkiraan sebelumnya. Faktor ini yang ikut membuat harga minyak turun. 

Harga komoditas energi, yang merupakan bintang di pasar tahun ini, juga ikut berjatuhan.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) anjlok 2,63%. Sementara harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) ambles lebih dari 7% pada perdagangan kemarin.

Sepertinya investor mengeruk untung dari harga komoditas energi yang melambung tinggi.

Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga batu bara dan gas alam meroket masing-masing 195,65% dan 96,73%.

Harga minyak juga memelesat, di mana brent dan light sweet melonjak 62,68% dan 70,12% ytd. Aksi profit taking juga menghinggapi pasar minyak.

Selain itu, ada sentimen yang tidak mendukung kenaikan harga komoditas ini.

Pada September 2021, produksi industri AS turun 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month).

Lebih dalam dibandingkan kontraksi Agustus 2021 yang sebesar 0,1% dan jauh dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan terjadi pertumbuhan 0,2%.

"Harga minyak sudah naik tinggi sekali. Namun data produksi industri yang lemah di AS membuat pasar ragu. Data di China juga ikut menambah kekhawatiran tersebut," tutur Phil Flynn, Analis Seniot Price Futures Group, seperti dikutip dari Reuters. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co