GenPI.co - Junta Myanmar menangkap kembali lebih dari 100 pengunjuk rasa anti-kudeta yang dibebaskan dalam amnesti baru-baru ini.
Hal tersebut diungkapkan kelompok pemantau lokal yang melacak penahanan dan pembunuhan di negara itu.
Negara Asia Tenggara itu telah berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari, dengan lebih dari 1.100 tewas.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat dan lebih dari 8.000 ditangkap.
Pada hari Senin (18/10), militer mengumumkan akan membebaskan lebih dari 5.000 orang selama tiga hari festival Buddha Thadingyut.
Itu membuat keluarga yang cemas bergegas ke penjara dengan harapan dipersatukan kembali dengan orang yang mereka cintai.
Jumlah sebenarnya dari mereka yang dibebaskan di seluruh negeri sulit untuk diverifikasi.
Banyak yang dibebaskan hanya setelah menandatangani dokumen yang berjanji untuk tidak melakukan pelanggaran kembali.
Setidaknya 110 dari mereka yang diampuni telah ditangkap kembali, menurut AAPP.
"Beberapa ... ditangkap kembali segera setelah mereka tiba di rumah," katanya dalam sebuah pernyataan Kamis.
AAPP mengatakan, beberapa orang lain diberitahu bahwa mereka ada dalam daftar yang dibebaskan, dibawa ke pintu masuk penjara, hanya untuk dibawa kembali ke penjara dengan tuduhan tambahan.
Pihak berwenang Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri pada Juni.
Beberapa di antaranta adalah wartawan yang kritis terhadap pemerintah militer.
Sementara mereka yang masih ditahan termasuk jurnalis Amerika Danny Fenster, yang telah ditahan sejak ditangkap pada 24 Mei.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News