Larangan Baru Pemerintah Taliban, Bikin Afghanistan Makin Kolaps

03 November 2021 06:25

GenPI.co - Pemerintah Taliban pada hari Selasa (2/10)  mengumumkan larangan baru yang dianggap membuat ekonomi Afghanistan makin terperosok dalam keterpurukan. 

Kelompok militan itu memberlakukan larangan penggunaan mata uang asing di seluruh Afghanistan.

Sejak Taliban merebut kekuasaan pada pertengahan Agustus, mata uang nasional Afghanistan telah terdepresiasi.

BACA JUGA:  Ternyata ini Penyebab Kapal Selam Nuklir AS Tenggelam di LCS

Amerika Serikat dan negara sekutu juga telah membekukan cadangan negara itu yang disimpan di luar negeri.

Dengan ekonomi yang tertatih-tatih, bank-bank kehabisan uang tunai dan komunitas internasional sejauh ini menolak untuk mengakui pemerintahan Taliban sebagai pemerintah.

BACA JUGA:  Antisipasi AUKUS, Indonesia Ada Di Jalur yang Benar

Sementara itu, banyak transaksi di dalam negeri dilakukan dalam dolar Amerika Serikat. 

Sementara di daerah yang dekat dengan jalur perdagangan perbatasan selatan, masyarakat menggunakan rupee Pakistan.

BACA JUGA:  DIrektur CIA William Burns Terbang ke Moskow, Ada Urusan Apa?

Namun, dalam sebuah pernyataan pers, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid menyatakan bahwa mulai sekarang siapa pun yang menggunakan mata uang asing untuk bisnis domestik akan diadili.

"Situasi ekonomi dan kepentingan nasional di negara itu mengharuskan semua warga Afghanistan menggunakan mata uang Afghanistan dalam setiap transaksi," katanya.

Mujahid melanjutkan, Imarah Islam menginstruksikan semua warga, pemilik toko, pedagang, pengusaha dan masyarakat umum untuk selanjutnya melakukan semua transaksi di Afghanistan.

Seluruh masyrakat juga diminta  secara ketat menahan diri dari menggunakan mata uang asing.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co