Terkuak, Militer AS Mungkin Lakukan Kejahatan Perang di Suriah

14 November 2021 10:25

GenPI.co - Militer AS tutupi-tutupi serangan udara 2019 di Suriah yang menewaskan hingga 64 wanita dan anak-anak yang mungkin dikategorikan dalam kejahatan perang. 

Dilaporkan  New York Times pada Sabtu (13/11), dua serangan udara berturut-turut di dekat kota Baghuz diperintahkan oleh unit operasi khusus Amerika rahasia yang ditugaskan untuk operasi darat di Suriah.

Surat kabar itu mengatakan bahwa Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi udara AS di Suriah, mengakui serangan itu untuk pertama kalinya minggu ini dan mengatakan mereka dibenarkan.

BACA JUGA:  Ikut-ikutan dalam Konflik China dan Taiwan, Australia Siap Siaga

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Komando Pusat mengulangi akun yang diberikan kepada surat kabar itu bahwa 80 orang tewas dalam serangan itu termasuk 16 pejuang Negara Islam dan empat warga sipil. 

Militer mengatakan tidak jelas apakah 60 orang lainnya adalah warga sipil, sebagian karena perempuan dan anak-anak bisa menjadi kombatan.

BACA JUGA:  Ya Ampun! Demi Mas Kawin, Bayi Perempuan 20 Hari Ditawari Menikah

Dalam pernyataan hari Sabtu, militer mengatakan serangan itu "pertahanan diri yang sah," proporsional dan bahwa "langkah-langkah yang tepat diambil untuk mengesampingkan kehadiran warga sipil."

"Kami membenci hilangnya nyawa yang tidak bersalah dan mengambil semua tindakan yang mungkin untuk mencegahnya. Dalam kasus ini, kami melaporkan sendiri dan menyelidiki serangan itu sesuai dengan bukti kami sendiri dan bertanggung jawab penuh atas hilangnya nyawa yang tidak disengaja," kata Komando Pusat.

BACA JUGA:  Bahaya, Ada Risiko Pecahnya Perang dengan antara Barat dan Rusia

Alasan AS, jumlah warga sipil di antara 60 korban tewas tidak dapat ditentukan karena beberapa wanita bersenjata dan setidaknya satu anak bersenjata terlihat dalam video peristiwa tersebut.

Komando Pusat mengatakan serangan itu terjadi ketika Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berada di bawah tembakan berat dan dalam bahaya diserbu dan SDF telah melaporkan daerah itu bersih dari warga sipil.

Inspektur jenderal Departemen Pertahanan meluncurkan penyelidikan atas insiden 18 Maret 2019.

Menurut Times,  laporannya pada akhirnya "dilucuti" dari penyebutan pengeboman dan penyelidikan independen yang menyeluruh tidak pernah dilakukan. 

Surat kabar itu mengatakan laporannya didasarkan pada dokumen rahasia dan deskripsi laporan rahasia, serta wawancara dengan personel yang terlibat langsung.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co