Israel Akan Bertindak Sendiri Jika Diperlukan, Iran Bisa Kiamat

28 Desember 2021 09:25

GenPI.co - Menteri Luar Negeri Yair Lapid melontarkan peringatan dengan mengatakan bahwa Israel akan bertindak sendiri terhadap Iran jika diperlukan. 

Peringatan itu muncul beberapa jam sebelum putaran kedelapan pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan Iran 2015 dimulai di Wina pada Senin (27/12)  malam.

“Tentu saja, kami lebih suka bertindak dalam kerja sama internasional, tetapi jika perlu, kami akan bertindak sendiri,” kata Lapid kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset. 

BACA JUGA:  Filipina Makin Babak Belur, Korban Tewas Naik Menjadi 338 Orang

Dia mengatakan bahwa Israel  telah memberi sekutu sedikit informasi intelijen yang kuat tentang program nuklir Iran.

“Ini bukan hanya opini dan posisi, tetapi intelijen konkret yang membuktikan Iran menipu dunia dengan cara yang sepenuhnya sistematis," kata Lapid.

BACA JUGA:  Ambisi Besar Putra Mahkota Arab Saudi, Kota Riyadh Bakal Begini

Menurutnya, yang diinginkan Iran sekarang adalah pencabutan sanksi sehingga miliaran dolar bisa dituangkan ke program nuklirnya dan disalurkan ke Hizbullah dan jaringan Iran lainnya di seluruh dunia.

Sementara itu, Iran menuduh Israel menyabotase pembicaraan nuklir antara pihaknya dan negara-negara barat.

BACA JUGA:  Untung Pria ini Keburu Ditangkap, Kalau Tidak Suriah Makin Hancur

"Para penjajah Zionis tidak pernah menyembunyikan penentangan penuh mereka terhadap pengaturan regional atau internasional yang akan mengarah pada penyelesaian masalah di kawasan itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Dia menyebut Israel sebgai rezim Zionis yang  berakar pada ketidakamanan,teror, ketidakamanan, dan perselisihan.

Israel menentang kesepakatan asli Iran, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani antara Iran dan enam kekuatan dunia: Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis, Jerman, dan Inggris.

Mantan presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran. 

Teheran pada gilirannya telah menghentikan kepatuhannya terhadap kesepakatan itu dan telah beringsut menuju produksi uranium tingkat senjata.

Presiden AS Joe Biden telah berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu, dengan Uni Eropa menengahi proses di mana tujuh putaran pembicaraan tidak langsung telah diadakan.

Israel telah menentang kebangkitan kembali kesepakatan itu dan telah memperingatkan para penandatangan kesepakatan tentang bahaya dari kedua negosiasi yang berlarut-larut.  

"Hari ini, pembicaraan nuklir di Wina dilanjutkan. Kebijakan dan tantangan luar negeri utama Israel adalah untuk mencegah program nuklir Iran,” tegas Lapid kepada FADC. 

“Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah melakukan dialog intensif dengan semua negara yang terlibat dalam negosiasi ini,” ucap dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co