GenPI.co - Tentara Korut terlihat kian beringas. Saat ini, militer Korut tak lagi tunduk pada perintah komandan. Panglima perang sudah berani dilawan.
Selama ini, tentara Korut dikenal sangat loyal pada komando panglima perang
Perintah apa pun pasti dijalani. Nyaris tak ada keraguan dalam menjalankan tugas.
Tapi sekarang, cerita itu berbalik drastis. Panglima perang Korut tak lagi punya wibawa.
Perintahnya tak lagi didengar. Belakangan malah sudah banyak prajurit yang berani melawan atasan.
Krisis pangan yang dialami Korea Utara membuat pembangkangan dalam tubuh militer negara itu kian meningkat.
Korut di bawah pimpinan Kim Jong Un pun kini tengah berupaya membendung upaya pembangkangan yang terjadi dalam militer negara itu.
Upaya ini dilakukan untuk menekan tren pemberontakan dalam militer.
Sebelumnya, ada tentara Korut yang mengancam atasannya dengan senjata dan percobaan bunuh diri.
Para komandan perang pun mulai waswas. Upaya menekan pembangkangan di militer akhirnya di gas pol.
Dalam tiga bulan terakhir di 2021, sebanyak sepuluh tentara melawan atasan mereka, kata seorang pejabat militer di Hamgyong Utara.
"Pada awal bulan ini, di sebuah unit di bawah Korps ke-4, seorang perwira tingkat kompi memilih masalah personal dan meminta bantuan atasannya untuk menyelesaikan masalah itu," kata sumber militer ini kepada Radio Free Asia, Kamis (6/1/2022).
Namun saat seniornya mengabaikan permohonannya, perwira kompi tersebut melakukan percobaan bunuh diri dengan kabel komunikasi di lehernya.
Insiden ini disebut memalukan bagi komandan senior unit. Para komandan tempur sudah kehilangan wibawa.
Pembangkangan dan perpeloncoan meningkat. Tingkat stres juga naik.
Dari analisi pengamat, semua dipicu ekonomi Korut yang semakin memburuk.
Setelah insiden yang terjadi pada Korps-3, Biro Politik Umum atau politbiro Korut memerintahkan perwira tingkat tinggi untuk lebih memerhatikan masalah bawahan mereka. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News