Kesaksian Seorang Pekerja Bantuan: Letusannya Seperti Bom Atom

22 Januari 2022 01:20

GenPI.co - Letusan gunung berapi di Tonga begitu dahsyat, hingga  terasa seperti bom atom yang mengguncang seluruh pulau.

Hal itu diungkapkan oleh seorang pekerja bantuan kepada AFP, Jumat (21/1).

Sudah hampir seminggu setelah gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus, menimbulkan tsunami dan memisahkan Tonga dari belahan dunia lainnya.

BACA JUGA:  Ketegangan di Laut China Selatan, Kapal Perang AS Dihalau Pergi

Penduduk negara pasifik itu mulai merasakan penderitaan karena kurangnya pasokan kebutuhan hidup. salah satunya air bersih. 

“Di Tongatapu, pulau utama Tonga, kami merasa (ledakan) besar... itu seperti bom atom. Seluruh pulau berguncang karena suara letusan,” kata Sione Taumoefolau, sekretaris jenderal Palang Merah Tonga.

BACA JUGA:  Israel Ditembak dengan Roket dari Lebanon, Pelaku Masih Abu-abu

Situasi di negara itu makin sulit, dengan pasokan bantuan terbatas yang masuk dan warga menghadapi upaya pembersihan besar-besaran.

"Bagian terburuk bagi kami adalah abunya. Di mana-mana kami tertutup abu dari gunung berapi itu," kata Taumoefolau.

BACA JUGA:  Terpergok Lakukan ini, Paus Fransiskus: Nasib Buruk!

Koordinator krisis PBB Jonathan Veitch mengatakan kepada AFP dari Fiji bahwa perhatian utama sekarang untuk Tonga adalah air minum. Sebab, persediaan air untuk puluhan ribu dikhawatirkan terkontaminasi oleh abu atau air asin.

"Sebelum letusan, mayoritas orang Tonga mengandalkan air hujan," kata Veitch.

Ketika terjadi letusan, lanjutnya, abu mengontaminasi air hujan sehingga menjadi beracun. Kecuali mereka memiliki akses ke sumber air tanah.

Sementara itu, upaya bantuan mulai mengalir hari Kamis (20/1) setelah landasan utama Tonga dibersihkan dari abu setelah memungkinkan kedatangan penerbangan bantuan militer dari Australia dan Selandia Baru.

Tetapi jarak yang jauh, komunikasi yang lumpuh, dan Covid-19  menghambat upaya pemulihan.

Tonga hampir terputus dari dunia luar sejak ledakan vulkanik itu merusak kabel komunikasi bawah laut. Kondisi ini mungkin diperkirakan akan terjadi selama berminggu-minggu ke depan. 

"Ini tidak mudah. ​​Jauh dari mana-mana, seperti yang Anda tahu. Jadi ada kendala akses. Dan kemudian masalah Covid, jelas. Lalu komunikasi runtuh," kata Veitch.

"Jadi maksudku, ini seperti, hampir tiga kali pukulan.

Veitch melanjutkan, ketika pengiriman bantuan asing meningkat, PBB mencemaskan  risiko Covid yang ditimbulkan di negara pulau itu.

Dia menunjuk wabah virus saat ini di seluruh Pasifik, termasuk di Kepulauan Solomon dan Kiribati.

"Omicron menyebar dengan sangat cepat," katanya.

Pemerintah Tonga saat ini sedang menyelidiki ada cara yang aman untuk membawa pekerja bantuan ke negara itu.

"Jika ada protokol aman Covid yang dapat disesuaikan untuk memungkinkan perjalanan yang aman ke Tonga lebih cepat daripada nanti, kami akan mendorong pemerintah untuk melakukan itu," kata Veitch.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co