Sinyal kuat dari Rusia, Ukraina Bisa Bernapas Lega

29 Januari 2022 08:25

GenPI.co - Rusia pada hari Jumat (28/1) mengirimkan sinyal kuat terkait kondisi yang makin memanas di Ukraina.

Melalui menteri luar negerinya, Sergei Lavrov, Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak menginginkan perang atas Ukraina.

"Jika itu tergantung pada Rusia, maka tidak akan ada perang. Kami tidak menginginkan perang,” kata Lavrov kepada stasiun radio Rusia dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:  Kehancuran di Depan Mata, Rusia Menyerang Ukraina pada Februari

Namun dia menegaskan bahwa Rusia juga tidak akan membiarkan kepentingannya diinjak-injak dengan kasar..  

Rusia telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina karena mendesak tuntutan untuk menggambar ulang pengaturan keamanan pasca-Perang Dingin di Eropa.

BACA JUGA:  Jerman Ancam Rusia, Pipa Gas Alam Jadi Sasaran

Amerika Serikat dan sekutunya telah memperingatkan Presiden Vladimir Putin bahwa Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi yang cepat dan keras jika dia menyerang Ukraina.

Lavrov mengatakan Barat mengabaikan kepentingan Rusia tetapi setidaknya ada "sesuatu" dalam tanggapan tertulis yang diajukan oleh Amerika Serikat dan NATO pada hari Rabu (26/1) untuk proposal Rusia.

BACA JUGA:  Joe Biden Pasang Badan untuk Ukraina, Rusia Bisa Habis

Aliansi barat sendiri  telah menyatakan bahwa mereka bersedia untuk terlibat dengan Moskow dalam pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan. 

Mereka telah mengesampingkan untuk menyetujui tuntutan lain, termasuk bahwa Ukraina tidak boleh diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Lavrov mengatakan dia berharap untuk bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken lagi dalam beberapa minggu ke depan.

Dia mengatakan, tanpa memberikan perincian, bahwa proposal balasan AS lebih baik daripada proposal NATO. Rusia sedang mempelajarinya dan Putin akan memutuskan bagaimana menanggapinya.

Komentar itu termasuk yang paling mendamaikan yang dibuat Moskow mengenai krisis Ukraina.

Kondisi itu sendiri telah meningkat menjadi salah satu kebuntuan Timur-Barat yang paling tegang sejak Perang Dingin berakhir tiga dekade lalu.

Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu dekat Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa negaranya sama sekali tidak tertarik pada perang.

Lukashenko mengatakan bahwa konflik akan pecah hanya jika Belarusia atau Rusia diserang secara langsung.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co