Manuver Tempur Rusia Dilawan dengan Perang Gerilya

03 Februari 2022 12:20

GenPI.co - Manuver tempur yang sudah disiapkan Rusia ternyata tak bikin rakyat Ukraina gentar. Rusia bakal dilawan dengan taktik perang gerilya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, baru-baru ini, mengatakan bahwa setiap eskalasi dapat bergantung pada Kharkiv.

Kota ini juga merupakan pangkalan bagi Yevheniy Murayev, yang diidentifikasi intelijen Inggris sebagai orang yang dipertimbangkan Rusia untuk diangkat sebagai presiden.

BACA JUGA:  Pesan Mendesak Menlu Ukraina, Rusia Harap Mendengar

“Kharkiv memiliki lebih dari 1 juta warga,” kata Zelenskyy kepada The Washington Post, Rabu (2/2/2022).

Saat ini, suasana tegang masih membayangi kota Kharkiv, Ukraina. Kota Kharkiv mendadak sepi.

BACA JUGA:  Rusia Tantang Perang Dunia 3, Harga Minyak Langsung Menggila

Tapi, sepinya Kharkiv ini diprediksi bakal membawa mimpi buruk bagi militer Rusia.

“itu akan menjadi awal dari perang skala besar,” sebut Zelenskyy.

BACA JUGA:  Rusia Tantang Inggris, Ada Pembalasan Brutal dari Kremlin

Di luar Kharkiv, militer Rusia terus mengintai. Ada puluhan ribu tentara yang siaga menunggu komando penyerangan dari Moskow. 

Dan garis pertahanan pertama yang bakal dilewati adalah Kharkiv. Perlawanan sengit diprediksi bakal terjadi.

Dan perang gerilya, diprediksi bakal menjadi tumpuan Kharkiv saat menahan invasi Rusia.

“Kharkiv adalah rumah yang harus saya lindungi. Kharkiv juga merupakan kota garis depan, yang secara ekonomi dan strategis penting,” kata Anton Dotsenko (18), seperti dikutip dari AP, Selasa (1/2/2022).

Nyaris tak ada penduduk Kharkiv yang gentar dengan kekuatan Rusia. Mereka justru kian semangat berlatih perang gerilya.

“Ukraina memiliki tradisi perang gerilya yang kaya. Kami tidak ingin melawan Rusia. Rusia yang memerangi kita,” sebut Maryna Tseluiko, seorang pembuat roti.

Dia mendaftar sebagai pasukan cadangan dengan putrinya yang berusia 18 tahun di Kyiv.

Dr. Oleksandr Dikalo, seorang dokter gigi di Kharkiv juga bersiap menghadapi serangan pasukan Rusia.

Dikalo pernah bertugas sebagai prajurit di Angkatan Darat Soviet ketika dia ditempatkan di Jerman Timur.

“Jika Tuhan melarang sesuatu terjadi, kita harus berdiri dan melindungi kota kita. Kita harus bahu membahu melawan agresor,” kata Dikalo.

Perang gerilya yang tengah disiapkan penduduk Kharkiv ini diprediksi bisa menjadi mimpi buruk bagi para perencana militer Rusia.

“Rusia harus berurusan dengan warga sipil. Pasukannya harus berurusan dengan pemberontakan,” kata James Sherr, seorang analis strategi militer Rusia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co