GenPI.co - Badan-badan intelijen AS pada Kamis (3/2) lalu membogkar taktik licik Rusia telah membentuk rencana untuk mengarang dalih untuk invasi ke Ukraina.
Amerika Serikat menuduh Rusia merumuskan beberapa opsi untuk memberinya alasan untuk invasi ke Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara Barat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dan seorang pejabat administrasi Biden, salah satu opsinya adalah video palsu yang menunjukkan gambar kondisi setelah ledakan yang menargetkan orang-orang Rusia.
Video palsu itu juga dikatakan menampilkan mayat, pelayat, dan peralatan yang tampaknya milik Ukraina atau negara-negara sekutu.
"Video itu akan dirilis untuk menggarisbawahi ancaman terhadap keamanan Rusia dan untuk mendukung operasi militer," kata pejabat itu.
Menurut pejabat AS tersebut jika video tersebut dirilis, maka dapat memberikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin percikan yang dia butuhkan untuk memulai dan membenarkan operasi militer melawan Ukraina.
Kantor berita TASS mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi laporan bahwa Rusia akan melancarkan serangan palsu/
"Ini bukan laporan pertama. Hal serupa juga dikatakan sebelumnya. Tapi tidak ada yang terjadi,” kaa Peskov.
Para pejabat AS mengatakan mereka mempublikasikan tuduhan paling spesifik mereka tentang kemungkinan propaganda Rusia untuk "menghalangi" Moskow agar tidak menindaklanjuti rencana semacam itu.
Mereka mengatakan tidak jelas apakah Rusia telah memutuskan untuk mengambil langkah seperti itu atau apakah mereka telah memutuskan apakah akan menyerang Ukraina.
"Kami tidak tahu apakah Rusia akan menggunakan ini atau opsi lain dalam beberapa hari mendatang,’ kata Ned Price
Akan tetapi Price menolak untuk memberikan detail atau bukti video.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer dalam sebuah wawancara media mengatakan Amerika Serikat tidak mengetahui secara pasti apakah ini adalah rute yang akan diambil Rusia.
Menteri luar negeri Inggris Liz Truss mengatakan di Twitter bahwa intelijen AS adalah bukti yang jelas dan mengejutkan dari agresi Rusia yang tidak beralasan dan aktivitas licik untuk mengacaukan Ukraina.
Rusia menuduh Amerika Serikat meningkatkan ketegangan dan mengabaikan seruan Moskow untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina, sehari setelah Washington mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.
Rusia telah membantah rencana invasi tetapi telah mengumpulkan ribuan tentara di perbatasannya dengan Ukraina.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News