GenPI.co - Rusia telah berusaha untuk meredam rumor bahwa Menhan Rusia Sergei Shoigu terkena serangan jantung setelah Presiden Vladimir Putin menggertak dirinya.
Melansir Mirror, Minggu (27/3), Sogui yang sebelumnya kerap muncul pada minggu-minggu awal invasi Rusia di Ukraina, seketika menghilang setelah 11 Maret.
Namun beberapa waktu dia dikatakan kembali tampil kembali di TV. Wajahnya dikatakan tampak lelah dan stress tampak stres dan lelah ketika dia seharusnya memimpin rapat.
Putin dikabarkan telah menyalahkan Shoigu, yang sebelumnya merupakan salah satu sekutu terdekat dan paling tepercaya, atas invasi yang gagal ke Ukraina.
Penasihat pemerintah Ukraina Anton Gerashchenko pada hari Jumat mengeklaim ada spekulasi bahwa Shoigu menderita masalah jantung atau serangan jantung yang sebenarnya setelah "tuduhan keras" dari Putin.
"Serangan jantung Shoigu terjadi setelah tuduhan keras oleh Putin atas kegagalan total invasi ke Ukraina," katanya.
Gerashchenko tampaknya menyinggung sebuah versi di Moskow bahwa Putin dan Shoigu berselisih dalam beberapa hari pertama perang di bulan Februari.
Hal tersebut terkait dengan kemenangan cepat yang tidak mungkin terjadi.
Masih menurut Mirror, Shoigu - yang disebut-sebut sebagai penerus Putin yang masuk akal - mengeluhkan kesehatannya yang memburuk, tetapi pemimpin Rusia itu dikatakan tidak simpatik.
Menurut sebuah sumber yang berada di lingkaran dalam, Putin diberitahu bahwa Shoigu merasa tidak enak badan dan mengeluh sakit dan terbakar di daerah jantungnya.
Presiden Rusia itu menolak bantuan medis untuk temannya dan malah mencapnya sebagai "orang yang berpura-pura", menurut saluran Telegram General SVR, yang mengutip sumber dalam itu
“Hanya setelah presiden diberitahu bahwa Shoigu telah kehilangan kesadaran, barulah Putin mengizinkan dokter untuk dirawat,” ucap sumberitu
Ada juga spekulasi bahwa Shoigu telah berusaha untuk mengundurkan diri pada awal perang. Namun permohonannya ditentang oleh putin.
Ada desas-desus bahwa orang lain yang berusaha mengundurkan diri sejak awal adalah Kepala Bank Sentral, Elvira Nabiullina, Direktur FSB Alexander Bortnikov, dan bahkan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News