China Menyimpan Ketakutan Besar Jika Rusia Alami ini

01 April 2022 01:20

GenPI.co - China menyimpan ketakutan besar  terhadap apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina selama 5 minggu terakhir.

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di Stasiun TV di Taipei, Rabu (30/3). 

Dia menyebut China khawatir Rusia bisa runtuh di tengah tekanan dari Barat atas perang di Ukraina.

BACA JUGA:  Setelah Diracun, Roman Abramovich Sempat Mengatakan Sesuatu

Wu mengatakan, China telah berada di bawah tekanan besar setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. 

Pasalnya, ketika beberapa negara di seluruh dunia bersatu melawan Moskow dengan sejumlah sanksi ekonomi yang melumpuhkan, Beijing tetap netral.

BACA JUGA:  Mata-mata Top Inggris Kuak Kekacauan Pasukan Rusia, Parah!

“AS percaya bahwa, untuk menghentikan invasi lebih lanjut Rusia ke Ukraina, China perlu berdiri dengan negara-negara demokratis lainnya dan menarik garis antara dirinya dan Rusia. Ini menempatkan China di bawah tekanan besar, ”kata Wu.

Wu mengatakan AS telah secara teratur mendorong China untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam mengakhiri konflik, yang telah merenggut ribuan nyawa dalam bulan pertama karena beberapa kota Ukraina hancur.

BACA JUGA:  Ulah Petinggi Militer Rusia Terkuak, Vladimir Putin Marah Besar

Pejabat Taiwan itu yakin komunikasi Washington dengan Beijing tidak memberikan efek yang diinginkan.

“Tuntutan AS sangat jelas. Ia ingin menghentikan penghancuran lebih lanjut Rusia atas Ukraina, dan ingin China memainkan peran positif dengan mendesak Rusia untuk berhenti, atau dengan mengutuk pembunuhan sembarangan Rusia terhadap orang-orang tak berdosa. China tidak menerima ini,” Wu melanjutkan.

Dia juga meyakini bahwa karena kemitraan, China memiliki kepentingan dalam keberhasilan Rusia di Ukraina.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin minggu ini mengatakan kerja sama China-Rusia tidak memiliki batas.

Pernyataan ini sangat kontras dengan negara-negara NATO yang secara terbuka mengutuk Vladimir Putin dengan memutuskan hubungan dengan Presiden Rusia.

Sesaat sebelum invasi, China dan Rusia menyepakati pernyataan 5.000 kata yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kesepakatan bersama itu menyelaraskan dua negara adidaya di belahan bumi utara itu untuk melawan NATO.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co