GenPI.co - Banjir dahsyat di KwaZulu-Natal (KZN), Afrika Selatan, mengakibatkan lebih dari 400 mayat bergelimpangan dan kerugian mencapai USD 684 juta.
Pejabat senior provinsi itu pada Minggu (17/4) mengatakan bahwa pihaknya menurunkan tim penyelamat untul mencari mereka yang hilang di tengah kekhawatiran turunnya hujan deras.
Banjir telah menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, memutus aliran listrik dan layanan air serta mengganggu operasi di salah satu pelabuhan tersibuk di Afrika, Durban.
Ravi Pillay, seorang pejabat KZN yang bertanggung jawab untuk pembangunan ekonomi, pariwisata dan urusan lingkungan, mengatakan bahwa selain lebih dari 400 kematian, sekitar 40 hingga 50 orang belum ditemukan.
Pillay mengatakan beberapa hotel KZN telah melaporkan tingkat hunian hingga 70%.
Namun bencana membuat sejumlah besar pembatalan selama akhir pekan Paskah yang biasanya sibuk yang dia perkirakan mencapai 30% dalam beberapa kasus.
"Sangat disayangkan karena ... kami kembali dari dua setengah tahun yang sangat traumatis, dan kami sebenarnya telah membangun Januari, Februari, Maret dengan sangat baik dalam hal jumlah pariwisata kami," katanya.
Mengacu pada kerusakan, dia mengatakan kepada saluran televisi lokal Newzroom Afrika bahwa itu telah melebihi angka 10 miliar Rand pada saat ini.
"Kami menantikan Paskah yang terkenal itu, tetapi itu tidak terjadi,” tambah Pillay.
Penyiar publik SABC pada hari Sabtu (16/4) menyebutkan jumlah korban tewas di 398, dengan 27 hilang.
Sementara itu, Kantor Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa dia telah menunda kunjungan kerja ke Arab Saudi.
Hal itu dilakukan Ramaphosa agar bisa fokus pada bencana tersebut.
Presiden juga dilaporkan akan bertemu dengan para menteri kabinet untuk menilai tanggapan terhadap krisis tersebut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News