GenPI.co - Publik Indonesia cenderung memilih bersikap netral dalam isu konflik Rusia-Ukraina.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan bahwa ada 43 persen publik Indonesia yang tak membela Rusia atau Ukraina dalam konflik tersebut.
“Mereka berharap Indonesia bersikap netral dan tak membela keduanya,” ujarnya dalam diskusi daring, Senin (18/4).
Saiful memaparkan publik Indonesia yang mendukung Ukraina sekitar 12 persen.
Sementara itu, publik yang mendukung Rusia sebanyak 13 persen.
“Ini kurang lebih sama dengan sikap resmi pemerintah Indonesia yang memilih bersikap netral dalam kasus ini,” ungkapnya.
Meskipun begitu, ada 29 persen masyarakat Indonesia yang tak setuju jika Ukraina bersahabat dengan negara mana pun, termasuk NATO.
Sementara itu, publik yang setuju sebanyak 31 persen.
Saiful menilai hal tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya, sebagai negara merdeka, Ukraina tentu boleh bersekutu dengan siapa pun.
“Namun, ternyata masyarakat terbelah dan ini mengejutkan. Kenapa masyarakat kita punya pendapat bahwa Ukraina tidak bebas untuk menentukan pilihannya bersekutu dengan siapa?,” ujarnya.
Menurut Saiful, hasil survei SMRC ini bisa mengetahui seberapa besar masyrakat yang mendapatkan informasi yang baik terkait isu Perang Rusia-Ukraina.
Survei ini dilakukan melalui telepon dengan total sampel 1228 responden.
Responden dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon/cellphone (sekitar 72% dari total populasi pemilih nasional).
Responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode random digit dialing.
Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih pada 22-24 Maret 2022.
Margin of error survei diperkirakan +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News