Taliban Beri Kabar Gembira, Tapi Tidak untuk Wanita Nakal

20 Mei 2022 10:25

GenPI.co - Taliban memberikan kabar baik menjanjikan anak perempuan Afghanistan bisa kembali  ke sekolah. 

Namun, pejabat senior kelompok itu mengatakan bahwa  mereka yang memprotes pembatasan rezim terhadap hak-hak perempuan harus tinggal di rumah.

“Kami menahan wanita nakal di rumah,” kata penjabat menteri dalam negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani dalam sebuah wawancara dengan CNN, Senin (16/5)

BACA JUGA:  Korea Utara Babak Belur, China Langsung Antisipasi di perbatasan

Sirajuddin membuat komentar sambil tertawa, lalu menjelaskan apa yang dia maksud dengan kalimat itu. 

"Wanita nakal, itu adalah lelucon yang mengacu pada wanita nakal yang dikendalikan oleh beberapa pihak lain untuk mempertanyakan pemerintahan saat ini,” katanya

BACA JUGA:  McDonald's Cabut dari Pasar Rusia, 62 Ribu Orang akan Menganggur

Dalam wawancara yang sama pada, wakil pemimpin Taliban telah berjanji bahwa anak perempuan akan segera diizinkan untuk belajar di sekolah.

Dia mengatakan, pekerjaan berlanjut pada mekanisme untuk memungkinkan anak perempuan bersekolah di sekolah menengah.

BACA JUGA:  Tolak Dekrit Taliban Soal Burqa, Wanita Afghanistan Demo di Kabul

"Segera Anda akan mendengar kabar baik tentang masalah ini," tambah Haqqani dalam wawancara pertamanya di televisi itu.

Mekanisme, menurut Haqqani, dikaitkan dengan aturan berpakaian sekolah, menjelaskan bahwa pendidikan harus didasarkan pada "budaya" Afghanistan dan "aturan dan prinsip Islam".

Dalam sebuah dekrit baru-baru ini, rezim Taliban melarang siswa perempuan di atas kelas enam untuk berpartisipasi di kelas mereka. 

Gadis-gadis itu selanjutnya disuruh tinggal di rumah sampai Imarah Islam mengumumkan keputusan selanjutnya.

Haqqani juga mengatakan bahwa rezim Taliban sedang mencari "hubungan baik dengan AS dan komunitas internasional."

Menanggapi pertanyaan apakah pasukannya masih menganggap AS sebagai musuh, mengatakan bahwa mereka tidak "melihat mereka (AS) sebagai musuh" 

“Kami berkomitmen pada perjanjian Doha, dan menginginkan hubungan dengan AS berdasarkan prinsip dan norma diplomatik,” tegas dia.

Taliban menguasai Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika pada Agustus tahun lalu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co