Peneliti Bikin Simulasi Perang Nuklir, Dampaknya Bikin Merinding

11 Juli 2022 09:25

GenPI.co - Sejumlah peneliti melakukan simulasi perang nuklir modern untuk mengetahui bagaimana peristiwa itu memengaruhi dunia.

Studi ini dilakukan sebagai reaksi dari invasi Rusia ke Ukraina dengan ancaman perang nuklir di garis depan. 

Asisten Profesor Departemen Oseanografi & Ilmu Pesisir LSU Cheryl Harrison, dan rekan penulis menjalankan simulasi dampak iklim perang nuklir AS-Rusia dan India-Pakistan dalam Model Sistem Bumi. 

BACA JUGA:  Perangkat Peledak Nuklir Korea Utara Aktif, Korsel Ancang-ancang

Sembilan negara saat ini mengendalikan lebih dari 13.000 senjata nuklir di dunia, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

“Kita dapat dan harus melakukan segala yang kita bisa untuk menghindari perang nuklir. Efeknya terlalu mungkin menjadi bencana global, ”kata Harrison, dilansir dari Jerusalem Post, Senin (11/5).

BACA JUGA:  WHO Pantau Centaurus, Subvarian Covid-19 yang Sangat menular

Para peneliti mensimulasikan apa yang akan terjadi pada sistem Bumi jika AS dan Rusia menggunakan 4.400 senjata nuklir 100 kiloton untuk mengebom kota-kota dan kawasan industri.

Akibatnya, terjadi kebakaran yang menyemburkan 150 teragram (lebih dari 330 miliar pon) asap dan karbon hitam penyerap sinar matahari ke atmosfer atas.

BACA JUGA:  Program Nuklir Korea Utara Bakal Dapat Respons Keras dari AS

Mereka juga mensimulasikan apa yang akan terjadi jika India dan Pakistan meledakkan sekitar 500 senjata nuklir 100 kiloton.

Hasilnya adalah 5 hingga 47 teragram (11-103 b. pon) asap dan jelaga menumouk di atmosfer bagian atas. 

Studi ini menemukan bahwa badai api dari perang nuklir akan membawa aerosol yang menghalangi cahaya ke stratosfer, menghasilkan pendinginan global. 

Lautan merespons melalui dua rentang waktu: peristiwa pendinginan yang cepat dan pemulihan yang lama, yang menunjukkan respons histeresis (keterlambatan input/output dalam sistem yang berubah) lautan terhadap pendinginan global.

Badai api akibat ledakn nuklir akan menyebabkan gagal panen di seluruh dunia. 

Pada bulan pertama setelah ledakan nuklir, suhu global rata-rata akan turun sekitar 7°C, perubahan suhu yang lebih besar daripada di Zaman Es terakhir.

“Perang nuklir menghasilkan konsekuensi yang mengerikan bagi semua orang,” kata rekan penulis Alan Robock, Profesor Terhormat di Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Rutgers.

Dia mengatakan, para pemimpin dunia telah menggunakan penelitian yang mereka lakukan sebelumnya sebagai dorongan untuk mengakhiri perlombaan senjata nuklir pada 1980-an.

Imbasnya, lima tahun lalu timbul  perjanjian di PBB untuk melarang senjata nuklir. 

"Kami berharap studi baru ini akan mendorong lebih banyak negara untuk meratifikasi perjanjian larangan,” imbuh Robock.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co