Donald Trump Sebut Elon Musk Penipu! Ternyata karena ini

12 Juli 2022 09:25

GenPI.co - Mantan Presiden AS Donald Trump blak-blakan menyebut CEO Tesla Elon Musk sebagai seorang pesohor penipu.

Hal itu dikatakannya pada rapat umum politik di Anchorage, Alaska, Sabtu (9/7), terkait mencuatnya pertanyaan-pertanyaan seputar apakah orang terkaya di dunia itu memilih Trump.

"Dia (Musk) mengatakan tempo hari 'Saya tidak pernah memilih seorang Republikan’,” kata Trump dalam acara untuk mendukung kandidat Kongres AS Sarah Palin tersebut.

BACA JUGA:  AS dan Israel Mesra dengan Negara Arab, Iran Mengamuk

Mantan presiden itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu bahwa Elon Msk mengatakan kepadanya bahwa miliarder itu memilih dirinya.

"Jadi, dia artis lain yang brengsek," imbuh Trump.

BACA JUGA:  Incar Pilpres 2024, Donald Trump Ambil Langkah Seribu

Sebelumnya pada 15 Juni, Elon Musk angkat bicara mengenai sosok yang dipilihnya saat memberikan suaranya untuk Distrik Kongres ke-34 Texas.

"Saya memilih Mayra Flores - pertama kali saya memilih Republik," kata Musk.

BACA JUGA:  Kesepakatan Hancur, Elon Musk Batalkan Niat Membeli Twitter

Ketika ditekan apakah dia akan memilih seorang Republikan dalam pemilihan presiden, Musk mengatakan bahwa itu akan diputuskan, tetapi condong ke Gubernur Florida Ron DeSantis. 

DeSantis belum mengumumkan pencalonannya, tetapi telah lama berspekulasi bahwa ia mungkin menghadapi Trump di pemilihan pendahuluan Partai Republik.

Pada Mei lalu, Elon Musk mencuit alasannya memilih Demokrat lantaran menganggap partai itu sebagai partai kebaikan. 

"Tapi mereka telah menjadi partai perpecahan dan kebencian, jadi saya tidak bisa lagi mendukung mereka dan akan memilih Partai Republik,” ucap dia kala itu.

Pada rapat umum yang sama, Trump juga mengomentari penarikan Musk dari kesepakatan senilai $44 miliar untuk membeli Twitter.

"Elon, Elon tidak akan membeli Twitter. Di mana kita mendengar itu sebelumnya? Dariku," sesumbar Trump.

Musk sebelumnya telah memperingatkan bahwa dia akan meninggalkan kesepakatan karena kurangnya data tentang spam dan akun palsu.

Menurut Musk dan beberapa analis, jumlah akun palsu itu mungkin lebih tinggi dari 5% sebagaimana yang diklaim oleh Twitter.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co