Edan, Perusahaan ini Memecat 2.700 Karyawan Lewat Pesan Pendek

28 November 2022 06:25

GenPI.co - Sebuah perusahaan furnitur yang berbasis di Mississippi, AS, memecat hampir 2.700 karyawan tepat sebelum tengah malam pada 21 November.

Melansir The Guardian Senin (28/11),  perusahaan itu memberi tahu karyawan tentang pemecatan mereka melalui teks dan email.

Para karyawan tersebut kemudian diminta untuk tidak masuk kerja keesokan harinya. 

BACA JUGA:  Tantang NASA, China akan Bangun Pangkalan Bertenaga Nuklir di Bulan

Perusahaan itu adalah United Furniture Industries dikenal karena membuat sofa dan kursi malas yang ramah anggaran untuk Simmons Upholstery.

Pemecatan massal ribuan karyawan itu dilakukan  hanya dua hari sebelum Thanksgiving.

BACA JUGA:  Vladimir Putin Bertemu Ibu Para Tentara Rusia

Berikut bunyi pesan pendek pemecatan karyawan tersebut, sebagaimana dilansir dari The New York Post: 

"Atas instruksi dewan direksi ... dengan menyesal kami memberi tahu Anda bahwa karena keadaan bisnis yang tidak terduga, perusahaan terpaksa membuat keputusan yang sulit untuk menghentikan pekerjaan semua karyawannya, efektif segera, pada 21 November."

BACA JUGA:  Cara Menguatkan Suami yang Kehilangan Pekerjaan

Pesan itu menambahkan bahwa PHK diterapkan secara permanen sehingga semua tunjangan terhadap karyawan dihentikan.

Perusahaan juga menginstruksikan pekerjanya untuk segera mengembalikan peralatan, inventaris, dan dokumen pengiriman, terlepas dari "apakah mereka telah menyelesaikan pengiriman atau belum".

Sayangnya, karyawan tersebut tidak diberi penjelasan mengapa mereka di-PHK secara tiba-tiba. 

Perusahaan yang sudah berusia dua dekade itu membubarkan operasinya secara tiba-tiba. 

Laporan New York Post mengatakan bahwa selama musim panas, perusahaan telah memecat chief executive, chief financial officer, dan wakil presiden eksekutif penjualan.

Seorang juru bicara UFI mengatakan kepada Freightwaves.com bahwa para pekerja kemudian diberi tahu bahwa mereka dapat datang ke ruang kerja mereka untuk "mengambil barang-barang mereka.

Seorang karyawan yang diberhentikan menyatakan kekecewaannya dan mengatakan.

"Tidak adil bagi para pekerja yang bekerja sangat keras untuk dibutakan seperti ini,” katanya kepada The New York Post.

Mantan karyawan lain mengajukan gugatan terhadap perusahaan,  menuduh dalam gugatan class action yang diajukannya bahwa perusahaan tersebut melanggar Undang-Undang Penyesuaian Pekerja dan Pemberitahuan Pelatihan Ulang federal.

Di bawah aturan itu, perusahaan harus memberikan setidaknya 60 hari pemberitahuan tertulis tentang penutupan yang tertunda.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co