GenPI.co - Ketegangan antara Dua negara eropa, Serbia dan Kosovo sampai pada titik di mana keduanya bersiap berperang satu sama lain.
Hal tersebut menyusul pengumuman Presiden Serbia Aleksandar Vučić pada Sabtu (10/12) yang meminta izin NATO agar pasukannya memasuki Kosovo
Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah Kosovo mengirim sejumlah pasukan polisi ke Kosovo utara.
Pengiriman itu sebagai tanggapan atas sejumlah insiden kekerasan di daerah tersebut, termasuk serangan bersenjata terhadap seorang petugas polisi.
Dalam pengumumannya itu, Vučić mencatat Lampiran 2 dari Resolusi Keamanan PBB 1244 terkait perjanjian kedua negara.
Dikatakan, sejumlah personel Yugoslavia dan Serbia yang disetujui akan diizinkan untuk kembali [ke Kosovo] untuk melakukan" fungsi-fungsi tertentu.
Salah satunya adalah menjaga kehadiran di perlintasan perbatasan dan berhubungan dengan organisasi internasional untuk meningkatkan keamanan.
“Pertarungan kami belum tiba, kami telah menunjukkan setiap keinginan untuk berkompromi, dan mereka telah melakukan segalanya untuk membuat kehidupan normal orang Serbia di Kosovo dan Metohija menjadi tidak mungkin,” kata Vučić.
Presiden Serbia menambahkan bahwa tekanan internasional terhadap Serbia diperkirakan akan meningkat setelah 17 Desember.
Para pejabat Kosovar telah menyatakan bahwa mereka berencana untuk mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada akhir tahun ini.
Pengumuman Serbia membuat Kosovo menanggapi dengan seruan yang tak kalah panas.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menekankan bahwa meskipun negaranya tidak menginginkan konflik, namun akan menanggapi agresi dengan segala cara dan kekuatan yang dimiliki.
Menyikapi insiden pemblokiran jalan dan tembakan di Kosovo utara, Kurti juga memberi peringatan keras.
“setiap non-hukuman yang diputuskan oleh UE dan AS atas kekerasan yang diatur ini akan mendorong pejabat Beograd untuk membuat lebih banyak hasutan untuk mengacaukan Kosovo,” katanya.
Pada hari Kamis, polisi Kosovo mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan pasukan yang ditingkatkan di Kosovo utara setelah serangkaian insiden kekerasan, termasuk serangan terhadap seorang petugas polisi.
Menanggapi peningkatan kehadiran polisi, direktur kantor Serbia untuk Kosovo, Petar Petković, menyatakan bahwa pihaknya dapat mengirimkan 1.000 anggota pasukan keamanannya ke Kosovo, mengacu pada Resolusi DK PBB 1244.
“Kurti memahami pesan ini, karena kami tidak akan membiarkan rakyat kami menderita. Biarkan mereka yang di barat berhati-hati, agar tidak terkejut dengan keputusan kami, karena kami bukan yang memprovokasi dan melanggar kesepakatan, ”kata Petković, Jumat.
Presiden Kosovo Vjosa Osmani menekankan bahwa tidak akan pernah ada lagi polisi dan tentara Serbia di wilayah Republik Kosovo.
“Impian hegemonistik Serbia tidak akan pernah terwujud,” katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News