GenPI.co - Aksi serangan dan kekerasan yang dilakukan sejumlah tentara Israel terhadap warga Palestina di komplek Masjid Al Aqsa beberapa hari terakhir mendapat kecaman dari berbagai pihak di dunia.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kantor Staf Presiden(KSP) menyatakan pemerintah RI turut mengutuk aksi brutal tersebut.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin menyebut pihaknya sejalan dengan Kementerian Luar Negeri yang menegaskan sikap Indonesia mengutuk kekerasan di Masjid Al Aqsa yang terjadi pada bulan puasa.
“Insiden tersebut melukai perasaan umat Islam sedunia yang tengah melaksanakan ibadah puasa, yang seharusnya menjadi refleksi dan inspirasi bagi perdamaian dunia,” ujar Siti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (6/4).
KSP mendukung langkah Kementerian Luar Negeri mendesak PBB dan internasional untuk segera mengambil langkah nyata guna menghentikan segala bentuk kekerasan Israel terhadap warga Palestina.
Ia menekankan bahwa desakan Indonesia tidak terbatas pada masalah kekerasan yang terus berulang dilakukan Israel di wilayah Palestina yang dianeksasi.
Namun, lebih substantif lagi, Indonesia mendesak PBB agar Israel mematuhi resolusi dua negara yang berkali-kali disahkan oleh PBB.
"Indonesia termasuk negara pertama bersama dengan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mengakui kemerdekaan Palestina yang diproklamirkan pada tanggal 15 September 1988 dan sampai 2019 telah diakui oleh 149 negara anggota PBB," tegasnya.
Pada tahun 2012 Palestina diakui sebagai negara peninjau dan bendera Palestina dikibarkan di PBB pada tanggal 30 September 2015.
Ruhaini yang pernah menjadi Ketua Komisi Hak Asasi Manusia pada OKI periode 2012—2014 mengatakan bahwa Indonesia selalu memberikan dukungan pada setiap resolusi PBB terkait dengan kepentingan Palestina, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral. Dukungan tersebut tampak dari keberadaan Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.
"Jadi, Indonesia tidak pernah surut mendukung Kemerdekaan Palestina pada tahun 1988, dan mengutuk keras invasi Israel di wilayah Palestina merdeka," jelasnya.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News