GenPI.co - Pemerintah Rusia merasa berang dengan kekerasan yang dilakukan oleh polisi Israel di Masjid Al Aqsa.
Seperti diketahui, Masjid Al Aqsa yang berada di kawasan Kota Tua Yerusalem diserbu oleh pasukan polisi Israel pada Rabu (5/4).
Parahnya lagi, serangan yang dilakukan polisi Israel itu dilakukan saat para jemaah sedang beribadah di Masjid Al Aqsa.
Maria Zakharova selaku juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia pun menyayangkan hal tersebut karena dinilai memusuhi semua agama di dunia.
“Rusia sangat khawatir dengan eskalasi antara Palestina dan Israel, yang dapat berkembang menjadi konfrontasi bersenjata skala penuh, seperti yang telah terjadi berkali-kali di masa lalu," kata Maria dikutip dari Anadolu, Jumat (7/4).
Maria menambahkan, situasi di Yerusalem menunjukkan bahwa hanya kesepakatan-kesepakatan politik yang dapat memastikan penyelesaian berkelanjutan dari konflik yang telah berlangsung lama itu.
"Kami melihat fakta bahwa tidak ada alternatif lain untuk memulai kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel di bawah kerangka hukum yang disetujui oleh PBB, berdasarkan prinsip dua negara," tambah Maria.
Lebih lanjut, Rusia mendesak agar segala tindakan sepihak yang merusak prospek penyelesaian dan penghormatan terhadap status quo tempat-tempat suci Yerusalem dapat diakhiri.
"Yerusalem merupakan tempat yang bebas dikunjungi oleh setiap orang dari semua agama," katanya.
Guna menemukan alasan awal dari kekerasan yang belakangan terjadi antara Israel-Palestina, Rusia pun menekan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
Rusia meminta Guterres untuk memperhatikan penyelesaian konflik Israel-Palestina dan melibatkan misi-misi PBB di Timur Tengah untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi.(Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News