GenPI.co - Suasana surealisme menyelimuti pertunjukan Spring Couture Chanel ketika tamu selebritas, termasuk Naomi Campbell dan Kendrick Lamar menghadapi tantangan navigasi: berjalan melewati gunting logam terbuka yang menjulang tinggi.
Gerbang simbolis itu menjadi panggung pertunjukan teater di Paris. Sorotan acaranya adalah pada elemen fesyen yang sederhana namun inovatif: kancing.
Motif ini ditampilkan dalam film pendek bersama Naomi Campbell dan sebagai patung raksasa yang turun dari langit-langit.
Dilansir AP News, berikut adalah beberapa hal menarik dari pertunjukan busana musim semi hari Selasa:
Gabrielle “Coco” Chanel dikreditkan dengan merevolusi mode dengan setelan wanita, dan kancing di bagian depannya sangat penting, demikian kata rumah tersebut, untuk membantu wanita "melepaskan diri dari segala sesuatu yang menghalangi mereka untuk bergerak bebas."
Dalam tampilan busana berbusa dan berkilau pada hari Selasa, yang dipamerkan di bawah langit-langit tinggi Grand Palais Ephemere, direktur kreatif Virginie Viard menggunakan kancing itu sebagai permata.
Dia memasukkan koleksi yang merayakan kebebasan bergerak di dunia balet dan tari.
Palet aquarelle merah muda dan putih koleksi ini membangkitkan gaya Ballets Russes yang semarak seperti yang dibayangkan oleh Léon Bakst dan Sergei Diaghilev.
Dalam pendahuluan yang mempesona, sebuah film fesyen yang dibintangi Margaret Qualley, aktris dan putri Andie MacDowell, menyinari dinding runway dengan narasi aneh yang disutradarai oleh Dave Free.
Plotnya, yang terkadang mengingatkan pada peran ikonik Barbra Streisand dalam “Funny Girl,” menceritakan kisah tragis tentang seorang wanita muda cantik yang putus asa mencari tombol yang hilang, sebuah perjalanan yang membawanya ke Paris.
Petualangan sinematik menyiapkan panggung untuk tontonan sesungguhnya. Saat film berakhir, Qualley dengan mulus bertransisi dari layar ke panggung, membuka pertunjukan couture.
“Fashion tidak diragukan lagi merupakan masalah serius bagi Giorgio Armani, tetapi juga dapat mewakili permainan, terutama dengan haute couture, sebuah ruang di mana desainer dapat menikmati ledakan kreativitas yang tak terduga,” demikian kata pihak rumah mode.
Giorgio Armani melakukannya untuk pertunjukan couture di Palais de Tokyo yang mengubah landasan pacu marmer palsu menjadi malam yang mendefinisikan kembali kelebihan.
Di tengah panas terik dan paparazzi yang tiada henti, galaksi bintang berjajar di barisan depan, Gwyneth Paltrow yang pendiam berpadu dengan Glenn Close dalam balutan tuksedo Armani bertatahkan permata.
Sementara itu, ansambel kulit dan sarung tangan Juliette Binoche yang gerah menjadi sorotan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News