GenPI.co - Mantan Presiden Donald Trump pada hari Jumat mengeklaim bahwa empat dakwaan pidana telah meningkatkan dukungannya di kalangan warga kulit hitam Amerika.
Pasalnya, mereka melihat Trump sebagai korban diskriminasi, membandingkan bahaya hukum yang dihadapinya dengan warisan sejarah prasangka anti-kulit hitam di Amerika.
Dilansir AP News, Trump berargumen bahwa dia adalah korban penganiayaan politik, meskipun tidak ada bukti bahwa Presiden Joe Biden atau pejabat Gedung Putih mempengaruhi pengajuan 91 tuduhan kejahatan terhadapnya.
Awal pekan ini, Trump membandingkan dirinya dengan Alexei Navalny, saingan domestik utama Presiden Rusia Vladimir Putin, yang meninggal di penjara terpencil di Arktik setelah dipenjara oleh pemimpin Kremlin.
“Saya didakwa tanpa alasan, atas sesuatu yang tidak berarti apa-apa,” kata Trump pada acara yang dihadiri kaum konservatif kulit hitam di Carolina Selatan menjelang pemilihan pendahuluan Partai Republik pada hari Sabtu.
“Dan banyak orang berkata itulah sebabnya orang kulit hitam menyukai saya, karena mereka sangat tersakiti dan didiskriminasi, dan mereka memandang saya sebagai saya yang didiskriminasi. Ini sungguh luar biasa, tapi mungkin ada sesuatu di sana.”
Trump memusatkan kampanye ketiganya untuk Gedung Putih pada keluhannya terhadap Biden dan apa yang dia tuduh sebagai “deep state” yang menyasarnya.
Bahkan, ketika dia menghadapi dakwaan atas upayanya untuk membatalkan pemilu tahun 2020, menyimpan dokumen rahasia di tanah miliknya di Florida, dan diduga mengatur pembayaran kepada aktris syur.
Trump adalah calon terdepan dari Partai Republik, karena banyak pemilih Partai Republik yang menganut keyakinannya, dan diunggulkan untuk mengalahkan mantan Duta Besar PBB Nikki Haley di negara bagian asalnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News