Menteri Pertahanan Rusia Memperingatkan Prancis untuk Tidak Kirim Pasukan ke Ukraina

07 April 2024 18:30

GenPI.co - Menteri Pertahanan Rusia memperingatkan rekannya dari Prancis agar tidak mengerahkan pasukan ke Ukraina melalui panggilan telepon yang jarang terjadi pada Rabu dan mencatat bahwa Moskow siap mengambil bagian dalam pembicaraan untuk mengakhiri konflik.

Sergei Shoigu mengatakan kepada Menteri Pertahanan Perancis Sébastien Lecornu bahwa jika Paris menindaklanjuti pernyataannya tentang kemungkinan pengiriman kontingen militer Perancis ke Ukraina, “hal ini akan menimbulkan masalah bagi Prancis sendiri".

Dilansir AP News, percakapan tersebut menyusul komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron pada bulan Februari, di mana ia mengatakan bahwa kemungkinan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina tidak dapat dikesampingkan.

BACA JUGA:  Ukraina Arahkan Drone ke Pabrik dan Kilang Minyak Terbesar Rusia

Percakapan tersebut menandai kontak pertama antara menteri pertahanan Rusia dan Prancis sejak Oktober 2022.

Shoigu mencatat “kesiapan Moskow untuk berdialog mengenai Ukraina,” dan menekankan bahwa putaran perundingan perdamaian yang direncanakan di Jenewa akan “tidak masuk akal” tanpa keterlibatan Rusia.

BACA JUGA:  Makin Banyak Orang Amerika Serikat yang Berakhir di Penjara Rusia

Dia menambahkan bahwa kemungkinan negosiasi di masa depan dapat didasarkan pada rancangan dokumen, yang dibahas selama pembicaraan Rusia-Ukraina di Istanbul pada Maret 2022.

Laporan media mengatakan bahwa rancangan tersebut dinegosiasikan di Istanbul beberapa minggu setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina dan memperkirakan bahwa Ukraina akan meninggalkan upayanya untuk bergabung dengan NATO dan tetap netral.

BACA JUGA:  Veto Rusia Mengakhiri Pemantauan Sanksi PBB Soal Program Nuklir Korea Utara

Tidak ada kesepakatan akhir yang dicapai dan perundingan gagal segera setelahnya.

Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan dalam pembacaan percakapan telepon hari Rabu bahwa Lecornu menyampaikan belasungkawa atas serangan tanggal 22 Maret di gedung konser di pinggiran kota Moskow yang menewaskan 145 orang.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pejabatnya telah berusaha menghubungkan Ukraina dan negara-negara Barat dengan serangan tersebut meskipun Kyiv melakukan penyangkalan keras.

Sebuah klaim tanggung jawab yang dikeluarkan oleh afiliasi kelompok ISIS dan peringatan awal yang dikeluarkan AS kepada Moskow mengenai serangan yang akan segera terjadi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co