Pernyataan Prancis dan Inggris Soal Perang di Ukraina Dapat Perdalam Ketegangan

05 Mei 2024 19:00

GenPI.co - Pernyataan Presiden Prancis dan Menteri Luar Negeri Inggris tentang perang di Ukraina berbahaya akan memperdalam ketegangan internasional seputar konflik tersebut, kata juru bicara Kremlin, Jumat.

Dilansir AP News, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis, mengulangi komentar sebelumnya bahwa ia tidak mengecualikan pengiriman pasukan ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, sementara itu, mengatakan dalam kunjungannya ke Kyiv pada hari yang sama bahwa Ukraina akan dapat menggunakan senjata jarak jauh Inggris untuk menyerang sasaran di Rusia, sebuah kemungkinan yang ditolak keras oleh beberapa negara NATO lainnya yang menyediakan senjata.

BACA JUGA:  Pasukan Zelenskyy Hadapi Serangan Gabungan Rusia di Ukraina Timur

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut komentar Macron sebagai “pernyataan yang sangat penting dan sangat berbahaya.”

Pernyataan Macron tentang kemungkinan keterlibatan langsung Prancis dalam konflik tersebut mewakili “tren yang sangat berbahaya,” katanya.

BACA JUGA:  Medan Perang Memburuk, Pasukan Ukraina Mundur dan Menunggu Pasokan Senjata

Pernyataan Cameron tentang hak Ukraina untuk menggunakan senjata Inggris yang disediakan untuk menyerang fasilitas di Rusia adalah “pernyataan lain yang sangat berbahaya,” kata Peskov kepada wartawan.

“Ini adalah peningkatan langsung ketegangan seputar konflik Ukraina, yang berpotensi mengancam keamanan Eropa, seluruh arsitektur keamanan Eropa,” kata Peskov.

BACA JUGA:  Bertempur Sengit dengan Rusia, Pasukan Ukraina Mulai Kewalahan

Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 secara signifikan meningkatkan ketegangan antara Kremlin dan negara-negara NATO.

Negara-negara aliansi telah menyediakan sebagian besar perangkat keras militer yang digunakan Kiev untuk melawan Rusia, sehingga memastikan ketegangan terus meningkat.

Rusia, pada gilirannya, telah meminta bantuan dari Tiongkok, Iran dan Korea Utara, menurut AS.

Ketika Rusia memberikan tekanan di medan perang terhadap pasukan Ukraina yang sudah terkuras dan tampaknya siap melancarkan serangan besar-besaran, antagonisme tersebut menjadi semakin tajam.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Jumat mengeklaim bahwa pasukan Rusia telah merebut lebih dari 500 kilometer persegi (200 mil persegi) wilayah dari pasukan Ukraina sejak awal tahun ini. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
ukraina   prancis   inggris   ketegangan   perang  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co