GenPI.co - Pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran pada Selasa mengeklaim bahwa mereka berhasil menembak drone Amerika Serikat di Semenanjung Arab.
Dilansir AP News, militer AS mengakui laporan tersebut tetapi tidak berkomentar.
Jika benar, ini akan menjadi drone MQ-9 Reaper kedua yang ditembak jatuh oleh Houthi selama seminggu terakhir saat mereka melancarkan kampanye mereka terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Jumat lalu, Houthi mengklaim telah menembak jatuh sebuah drone Amerika di Provinsi Marib, beberapa jam setelah beredar rekaman online yang menunjukkan apa yang tampaknya merupakan puing-puing MQ-9 Reaper.
Juru bicara militer Houthi Brigjen. Jenderal Yahya Saree mengatakan pada hari Selasa bahwa drone terbaru ditembak jatuh dengan rudal permukaan-ke-udara buatan lokal.
Dia tidak mengatakan kapan serangan itu terjadi namun menduga pesawat tak berawak itu “melakukan misi permusuhan” di provinsi Bayda, Yaman selatan.
Menanggapi penyelidikan Associated Press, Komando Pusat militer AS mengakui laporan mengenai jatuhnya pesawat tersebut namun menolak berkomentar.
Sejak perang saudara Yaman dimulai pada tahun 2014, ketika Houthi merebut sebagian besar wilayah utara negara itu dan ibu kotanya Sanaa, militer AS telah kehilangan setidaknya lima drone yang diambil alih pemberontak.
Reaper berharga sekitar USD 30 juta masing-masing. Mereka dapat terbang pada ketinggian hingga 50.000 kaki dan memiliki daya tahan hingga 24 jam sebelum harus mendarat.
Kelompok Houthi dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan serangan terhadap pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden, menuntut agar Israel mengakhiri perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina di sana.
Perang dimulai setelah militan pimpinan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Houthi telah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap pelayaran, menyita satu kapal dan menenggelamkan kapal lainnya sejak November, menurut Administrasi Maritim AS. (*)
Pengiriman melalui Laut Merah dan Teluk Aden menurun karena ancaman tersebut.
Pekan lalu, pemberontak mengklaim bahwa mereka menembakkan rudal ke kapal perusak Angkatan Laut AS di Laut Merah. Namun, militer AS mengatakan kapal perang tersebut mencegat rudal balistik antikapal tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News