Presiden Taiwan Desak China Menghentikan Intimidasi dan Ancaman Militer

22 Mei 2024 16:40

GenPI.co - Presiden Taiwan Lai Ching-te, mengatakan dalam pidato pelantikannya pada Senin bahwa ia menginginkan perdamaian dengan China dan mendesak China untuk menghentikan ancaman militer dan intimidasi terhadap pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai miliknya.

“Saya berharap China akan menghadapi kenyataan keberadaan (Taiwan), menghormati pilihan rakyat Taiwan, dan dengan itikad baik, memilih dialog daripada konfrontasi,” kata Lai setelah dilantik, dilansir AP News.

Lai berjanji untuk “tidak menyerah atau memprovokasi” Beijing dan mengatakan dia mengupayakan perdamaian dalam hubungannya dengan China.

BACA JUGA:  Vladimir Putin Mengakhiri Kunjungan ke China dengan Menekankan Hubungan Strategis

Namun dia menekankan negara demokrasi kepulauan itu bertekad untuk mempertahankan diri “dalam menghadapi banyak ancaman dan upaya infiltrasi dari China.”

Partai yang dipimpin Lai, Partai Progresif Demokratik, tidak menginginkan kemerdekaan dari China tetapi menyatakan bahwa Taiwan sudah menjadi negara berdaulat.

BACA JUGA:  China Ambil Langkah Baru Memperbaiki Krisis Properti untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Kantor China yang bertanggung jawab atas urusan Taiwan mengkritik pidato pelantikan Lai karena mempromosikan “kekeliruan separatisme,” yang menghasut konfrontasi dan mengandalkan kekuatan asing untuk mencapai kemerdekaan.

“Kami tidak akan pernah mentolerir atau memaafkan segala bentuk kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan',” kata Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Dewan Negara China.

BACA JUGA:  Honda Tingkatkan Produksi Kendaraan Listrik, Pasar AS dan China Jadi Target

“Tidak peduli bagaimana situasi di Taiwan berubah, tidak peduli siapa yang berkuasa, hal ini tidak dapat mengubah fakta bahwa kedua sisi Selat Taiwan adalah milik satu China dan tidak dapat menghentikan tren historis dari reunifikasi ibu pertiwi,” kata Chen.

Kementerian Perdagangan China pada hari Senin juga mengumumkan sanksi terhadap Boeing dan dua perusahaan pertahanan lainnya atas penjualan senjata ke Taiwan.

Lai, 64, menggantikan Tsai Ing-wen, yang memimpin Taiwan melalui pembangunan ekonomi dan sosial selama delapan tahun meskipun ada pandemi COVID-19 dan ancaman militer China yang meningkat.

Beijing memandang Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan telah meningkatkan ancamannya untuk mencaplok Taiwan dengan kekerasan jika diperlukan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co