GenPI.co - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Jumat memuji Presiden Serbia saat bertemu dengannya dan para pemimpin Uni Eropa lainnya alih-alih menghadiri pertemuan puncak negara-negara berkembang yang diselenggarakan Rusia yang diadakan awal minggu ini.
Dilansir AP news, Serbia memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan menolak untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Dalam percakapan telepon hari Minggu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Serbia yang populis Aleksandar Vucic mengatakan kandidat Uni Eropa Serbia akan mempertahankan pendiriannya mengenai sanksi, meskipun ada tekanan dari Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya.
Namun, meskipun diundang Putin, Vucic tidak menghadiri pertemuan puncak tiga hari kelompok negara BRICS, yang dipimpin oleh Rusia dan China, yang berlangsung di kota Kazan, Rusia, awal minggu ini.
Para pemimpin atau perwakilan dari 36 negara ikut serta dalam pertemuan puncak tersebut, yang menyoroti kegagalan upaya yang dipimpin AS untuk mengisolasi Rusia atas tindakannya di Ukraina.
Vucic mengirim delegasi tingkat tinggi ke pertemuan tersebut, tetapi mengatakan ia tidak dapat hadir sendiri karena ia telah menjadwalkan pertemuan dengan von der Leyen dan para pemimpin Polandia serta Yunani.
Ada kekhawatiran di Barat bahwa Putin sedang merencanakan masalah di Balkan yang bergejolak untuk mengalihkan sebagian perhatian dari invasinya ke Ukraina.
"Yang saya lihat adalah Presiden Republik Serbia menjamu saya di sini hari ini dan baru saja menjamu Perdana Menteri Yunani dan Perdana Menteri Polandia. Saya kira itu sudah cukup menjelaskan," kata von der Leyen dalam konferensi pers bersama dengan Vucic.
"Dan dari pihak saya sendiri, saya ingin mengatakan bahwa kehadiran saya di sini hari ini, dalam konteks perjalanan saya yang keempat ke kawasan Balkan sejak saya menjabat, adalah tanda yang sangat jelas bahwa saya yakin masa depan Serbia ada di Uni Eropa," katanya.
Vucic mengatakan dia mengetahui apa saja yang dituntut Uni Eropa untuk keanggotaan akhirnya, termasuk kepatuhan terhadap tujuan kebijakan luar negeri, tetapi tidak menjanjikan koordinasi lebih lanjut.
"Tentu saja, Ursula meminta kepatuhan yang lebih besar terhadap deklarasi kebijakan luar negeri Uni Eropa," katanya. "Kami jelas tahu apa tuntutannya, apa harapannya."
Von der Leyen berada di Serbia sebagai bagian dari perjalanan minggu ini ke negara-negara calon anggota UE di Balkan Barat untuk meyakinkan mereka bahwa perluasan UE tetap menjadi prioritas bagi blok yang beranggotakan 27 negara tersebut.
Dari Serbia, von der Leyen akan melakukan perjalanan ke negara tetangga Kosovo dan Montenegro. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News