Berjuang di Timor Timur, Hidup Mati Prabowo Subianto

14 Desember 2019 03:44

GenPI.co - Salah satu prajurit yang mengukir nama di Timor Timur adalah Prabowo Subianto.

Kapten Prabowo Subianto dikenal sebagai prajurit yang makan asam garam. Dia menyabung nyawa di bumi Loro Sae itu.

Desember merupakan bulan suka dan duka prajurit ABRI di daratan yang kini menjadi negara Timor Leste itu.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Angkat Senjata, Presiden Fretilin pun Ngacir...

Pada saat itu Operasi Seroja dimulai tanggal 7 Desember 1975. Berselang tiga tahun kemudian, tepatnya 31 Desember 1978, Presiden Fretilin berhasil dilumpuhkan.

Banyak air mata, darah hingga nyawa tertinggal di tanah Timor tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengenang jasa para prajurit yang gugur di medan pertempuran tersebut, Satuan Tugas Port Visit 2019 melaksanakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Seroja di Dili, Timor Leste, Jumat (13/12). 

BACA JUGA: Menhan Prabowo Menghadap Menko Polhukam, Ada yang Genting?

Ziarah tersebut bertujuan untuk mengenang jasa dan pengorbanan sekitar 1.000 prajurit terbaik bangsa Indonesia yang gugur dalam penugasan Operasi Seroja.

Pada 7 Desember 1975, Operasi Seroja menerjunkan sekitar 35.000 tentara terbaiknya. 

Para prajurit bertempur siang dan malam serta rela meninggalkan keluarga tercinta. Mereka berjuang demi nama baik bangsa dan negara Indonesia.

BACA JUGA: Puan Maharani Blak-blakan, Usai Presiden Melantik Wantimpres...

"Peristiwa Operasi Seroja merupakan peristiwa heroik, di mana para pejuang bangsa Indonesia banyak yang gugur demi tugas mulia. Mereka adalah pahlawan bangsa Indonesia," kata Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Hardjo Susmoro selaku perwira tertua (dalam kepangkatan) Satgas Port Visit 2019.

Sementara itu, dilansir dari buku 'Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkidjo, Prabowo beserta pasukannya dikerahkan setelah TNI menerjunkan pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.

BACA JUGA: Erick Kaget! Pertamina Punya 142 Anak Perusahaan, Milik Siapa?

Pasukan elite pimpinan Kapten Prabowo Subianto bernama Nanggala-28 diterjunkan bersamaan dengan Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV, satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dan Batalyon 744 Somodok pimpinan Mayor Yunus Yosfiah.

Pada 30 Desember 1978, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah bahwa anggotanya ada yang memergoki pergerakan sejumlah besar pasukan Fretilin ke arah Selatan.

Prabowo Subianto beserta pasukan elitenya kemudian meluncur ke lokasi pengepungan.

BACA JUGA: Kasus Skandal Asmara Pramugari Garuda, Hotman Paris Bongkar Ini..

Adu tembak silih berganti antarkedua belah pihak. Sejumlah pengawal Lobato tewas.

Pada 31 Desember 1978, Lobato ditembak oleh Sertu Jacobus Maradebo, seorang prajurit ABRI asli Timor Timur, tepat di dadanya.

Dalam peperangan tersebut, Prabowo Subianto yang saat ini menjadi menteri pertahanan (menhan) mengakui bahwa kematian sudah ada di depan mata.

BACA JUGA: Kasus Skandal Asmara Pramugari di Garuda, Mana yang Benar?

Bahkan bagian tubuh pasukannya berhamburan di depan hidung Prabowo. Hal itu terekam dalam cerita Prabowo dalam video yang juga diunggah akun Twitter @Gerindra, Jumat (26/10/2018).

"Pengalaman saya, kalau sudah waktunya bagaimana cara menghindari kalau sudah Tuhan memanggil, udah deh. Saya pernah dalam beberapa peristiwa di Timor Timur, saya jalan di garis setapak dengan pasukan saya, kira-kira 20 orang, jalan. Saya ingat enggak bisa lupa sampai sekarang," ujar Prabowo.

BACA JUGA: Eks Pilot Garuda Blak-blakan, Apa Peran Suami Iis Dahlia?

Prabowo berkata bahwa dirinya nyaris kehilangan anggota tubuhnya.

"Kira-kira jam 5 sore sudah agak sore, breeemmm saya lihat sepatu item tentara terbang di depan hidung saya dengan isi kakinya."

"Saya baru mau urus dia breeengg lagi persis di belakang saya, bayangin dari teori kemungkinan harusnya juga hilang kaki saya. Jadi, yang saya bilang kalau belum waktunya, ya, belum waktunya. Bukan kita anggap remeh, kita pasrah." ungkap Prabowo Subianto.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co