Amerika Ngamuk, Peretasan dari Rusia Akan Dibalas

21 Desember 2020 12:50

GenPI.co - Peretasan besar-besaran yang diduga dilakukan hacker Rusia akan dibalas Amerika. Sejumlah data penting dan sensitif yang diacak-acak bikin Amerika ngamuk tak karuan. 

Diberitakan sebelumnya, isu peretasan tersebut bermula dari laporan Reuters. Dalam laporannya, Reuters mengatakan peretas Rusia membajak sistem developer piranti lunak SolarWinds Corps.

BACA JUGA: Jangan Tangisi Desember, Ada Rezeki Zodiak yang BIkin Gemetaran

Peretasan ini untuk membobol pertahanan lembaga-lembaga yang memakai produknya. Gawatnya, pemakai produk SolarWinds Corp kebanyakan adalah lembaga pemerintah.

Pembobolan dilakukan dengan memasukkan kode berbahaya ke file pembaharuan SolarWinds Corp yang rutin dikirim ke pelanggannya.

Dianggap sebagai pembaharuan biasa, kode-kode itu dengan mulus masuk ke sistem lembaga pemerintahan Amerika yang memungkinkan peretas untuk mengambil alih dari jauh.

Presiden Amerika terpilih Joe Biden menjadi orang pertama yang merespons rencana pembalasan ini. Dua opsi pembalasan sedang dipertimbangkan.

Yang pertama adalah pembalasan peretasan serupa. Opsi berikutnya pemberian sanksi finansial.

BACA JUGA: Zodiaknya Untung Terus, Astrologi Sampai Bingung Jelasinnya

Dikutip dari kantor berita Reuters, ada sikap tegas yang diperlihatkan Joe Biden. Semuanya diperhitungkan dengan matang. Semua formula dihitung secara detail. 

Amerika benar-benar ingin memberikan efek jera terhadap pelaku peretasan. Ini juga berlaku untuk pihak yang memberi dukungan peretasan. 

“Tindakan apa pun diciptakan untuk mencegah atau bahkan menghilangkan potensi peretasan serupa di kemudian hari,” ujar pejabat Amerika yang enggan disebutkan namanya.

BACA JUGA: Jangan Tangisi Desember, Ada Rezeki Zodiak yang BIkin Gemetaran

Skala dari peretasan itu masih ditelusuri hingga sekarang. Menurut Microsoft, dari 40 lembaga yang diretas, 80 persen di antaranya adalah milik Amerika.

Beberapa yang kebobolan adalah Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Energi.

Tapi, Rusia membantah terlibat peretasan tersebut. Semua peretasan yang terjadi tidak melibatkan pemerintahan Vladimir Putin. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co