Dunia Khawatir Penambahan Pengayaan Uranium Iran, Ini Berbahaya!

06 Januari 2021 23:57

GenPI.co - Uni Eriopa menyatakan keprihatinan mereka atas langkah Iran yang melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen.

Langkah yang dilakukan di fasilitas Fordow itu, dipandang Uni Eropa sebagai upaya penghancur peluang berdiplomasi, khususnya, di bawah Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat terpilih.

BACA JUGA: Dalam Kongres, Kim Jong Un Buka-bukaan Soal Nuklir, Ini Katanya

Organisasi Energi Atom Iran mengonfirmasi, ada pengayaan uranium di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow. Kapasitas yang mencapai 20 persen itu, diketahui melanggar batas yang ditetapkan kesepakatan nuklir pada 2015 lalu yang hanya 3,6 persen.

"Kami sangat prihatin dengan dimulainya Iran pada tanggal 4 Januari melakukan pengayaan uranium hingga 20 persen di fasilitas bawah tanah Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow," ujar perwakilan juru bicara Uni Eropa seperti dilansir dari Aljazeera, Rabu (6/1/2021).
 
Lebih alnjut, menurutnya, tindakan ini bisa membawa risiko terkait proliferasi yang sangat signifikan. Ini, jelas merupakan pelanggaran terhadap komitmen Iran di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPoA).

Ketiga negara tersebut menyatakan, keputusan Teheran berisiko mengorbankan peluang penting untuk kembali ke diplomasi dengan Pemerintahan AS di waktu yang akan datang, dan bisa membahayakan dunia.

"Kami sangat mendesak Iran untuk menghentikan pengayaan uranium tanpa penundaan, membalik program pengayaannya ke batas yang disepakati dalam JCPoA, dan menahan diri dari langkah-langkah eskalasi lebih lanjut yang selanjutnya akan mengurangi ruang bagi diplomasi yang efektif," terang dia.

Merespon itu, juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei mengatakan pihaknya memperkaya uranium hingga kemurnian 20 persen yang sepenuhnya sejalan dengan undang-undang yang diamanatkan oleh parlemen dan pasal 36 kesepakatan nuklir yang dicapai dengan kekuatan dunia di 2015.

"Selama semua pihak [dalam kesepakatan nuklir] tidak mendukung komitmen mereka, Iran menganggap haknya untuk bereaksi dengan tepat," kata Rabiei.
 
Seraya menambahkan Iran dapat saja dengan cepat membatalkan keputusan itu segera, namun setelah pihak lain (Amerika Serikat) melaksanakan janji mereka.

"Alih-alih mengeluarkan pernyataan dan mengungkapkan keprihatinan tentang Iran menggunakan haknya, Uni Eropa harus memikirkan sesuatu tentang komitmennya sendiri yang ditinggalkan di lapangan," tegasnya.

BACA JUGA: Titah Ngeri Xi Jinping! China Siap Perang 

Tak lama setelah Iran mengumumkan telah melanjutkan pengayaan 20 persen uranium di pabrik nuklir Fordow dan akan memiliki batch pertama produk akhir UF6 dalam beberapa jam, Uni Eropa memperingatkan bahwa langkah tersebut merupakan penyimpangan cukup besar.

Sementara, China mendesak semua pihak untuk bersikap tenang dan untuk berpegang pada komitmen perjanjian dengan menahan diri dari mengambil tindakan yang mungkin meningkatkan ketegangan dalam upaya agar upaya diplomatik menang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co