GenPI.co - Suasana di Myanmar makin mencekam. Taka da lagi tempat aman di sana. Pasca kudeta, militer Myanmar mulai masuk ke rumah warga hingga malam hari.
Saat ini, demonstrasi anti-kudeta militer terus tertekan. Selain menembakkan peluru tajam, militer juga mulai menggeledah rumah warga.
BACA JUGA: Kejam dan Menakutkan! 4 Zodiak Hidupnya Jauh dari Kemakmuran
Seorang anggota parlemen Sithu Maung mengatakan, pasukan keamanan juga mencari pengacara yang bekerja untuk partai berkuasa, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), namun tidak menemukannya.
Saat demonstrasi berlangsung, semua rumah diperiksa aparat keamanan. Yang terindikasi melakukan demo langsung ditangkap militer Myanmar.
BACA JUGA: 4 Weton Uangnya Banyak, tapi Nggak Bisa Kaya
Pasukan keamanan Myanmar terus melakukan sapu bersih hingga malam hari. Di jalanan, militer dan polisi Myanmar juga terus menembakan gas air mata serta granat kejut.
Gelombang demonstrasi pun langsung patah. Yangon dan Sanchaung adalah dua distrik terparah. Di dua wilayah itu, aparat keamanan benar-benar menyapu bersih semua demonstran.
Distrik Kyauktada juga tak jauh beda. Di sini warga yang ada di dalam rumah diangkut petugas tanpa alasan yang jelas.
BACA JUGA: 4 Weton Uangnya Banyak, tapi Nggak Bisa Kaya
Bila menolak penahanan, tindakan represif langsung dilakukan. Efeknya pasti akan membawa banyak ketakutan.
“Mereka mengambil ayah dan kakak laki-laki saya. Apakah tidak ada yang akan membantu kami?” teriak seorang perempuan kepada petugas, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (7/3/2021).
BACA JUGA: Makmur dan Tajir Melintir! Dewa pun Iri Melihat 3 Shio Ini
Belum ada yang bisa dilakukan untuk meredam tindakan represif aparat keamanan Myanmar. Yang ada justru penahanan lebih dari 1.500 orang.
Berdasarkan data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, lebih dari 50 demonstran dilaporkan tewas.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News