Pejabat AS-China Siap Bertemu, Hawa Panas Mendidih di Langit

11 Maret 2021 23:52

GenPI.co - Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan bertemu dengan pejabat tinggi China pada 18 Maret mendatang saat singgah di Alaska.

Menurut Departemen Luar Negeri, pertemuan itu menandai kontak tingkat tinggi pertama antara AS dan China di bawah pemerintahan Biden.

BACA JUGA: Tubuh Gadis Mesir Dibuat Keringat Basah Pedofil, Aduhai Pesonanya

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan akan bergabung dalam pertemuan di Anchorage dengan diplomat top China, Yang Jiechi, dan Penasihat Negara Wang Yi.

Pertemuan tersebut akan mengikuti perjalanan luar negeri pertama Blinken ke Jepang dan Korea Selatan, sekutu utama AS.

Blinken menyebut pertemuan itu sebuah kesempatan penting untuk menjelaskan secara jujur ​​banyak kekhawatiran AS dengan tindakan Beijing, dia mengatakan pada audiensi komite urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat.

Dia juga menyatakan diskusi juga akan menjajaki apakah ada jalan untuk bekerja sama dengan China.

"Penting bagi kami bahwa pertemuan pertama pemerintahan ini dengan pejabat China akan diadakan di tanah Amerika dan terjadi setelah kami bertemu dan berkonsultasi erat dengan mitra dan sekutu serta Asia dan Eropa," Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam keterangannya, seperti dilansir dari Aljaeera, Kamis (11/3/2021).

Dia mengakui pertemuan itu bisa membahas ketidaksepakatan yang mendalam antara kedua negara.

Pertemuan tersebut akan dilakukan setelah pertemuan para pemimpin kelompok negara Quad, yang meliputi AS, India, Jepang, dan Australia, pada hari Jumat (12/3/2021) besok.

Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari China, Xi Jinping telah mengadakan panggilan telepon pertama mereka sebagai pemimpin bulan lalu dan tampak berselisih dalam banyak masalah, bahkan ketika Xi memperingatkan bahwa konfrontasi akan menjadi bencana bagi kedua negara.

BACA JUGA: Gebrakan Baru China Lawan Corona, Dunia Dibuat Melongo

Blinken mengungkapkan kepada Yang melalui panggilan telepon awal Februari bahwa AS akan membela hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi di Xinjiang, Tibet dan Hong Kong.

Amerika Serikat juga telah mengkritik Beijing karena perlakuannya terhadap Xinjiang yang sebagian besar Muslim Uighur, setelah terungkap bahwa ratusan ribu orang telah ditahan di jaringan kamp interniran yang disebut China sebagai pusat pelatihan keterampilan kejuruan, tetapi pihak China membantah.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co