GenPI.co - Presiden Amerika Joe Biden mengeluarkan titah kemarahan. Hak veto China dan Rusia dilawan. Biden menuntut Dewan Keamanan PBB turun ke Myanmar.
Sebelumnya, Amerika menambah tekanan ke Myanmar. Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi pada perusahaan permata, Myanmar Gems Enterprise.
BACA JUGA: Weton Paling Sempurna! Nasib Baik, Hoki dan Rezeki, Semua Diambil
Ini menjadi upaya baru membatasi kemampuan junta militer untuk menghasilkan pendapatan. Perusahaan pertambangan itu resmi masuk ke daftar hitam Departemen Keuangan AS.
Sanksi akan menghalangi orang Amerika berbisnis dengan perusahaan tambang itu. Termasuk mengeluarkan izin dan lisensi untuk menambang batu mulia dan mengumpulkan pendapatan dari penjualan permata dan giok.
Myanmar adalah sumber utama giok dunia dan sumber utama batu rubi. Sejumlah permata langka kerap ditemukan di negara itu.
BACA JUGA: Ramalan Sulit Hantui 3 Zodiak Hari Ini, Mohon Bersabar
Tapi, sanksi saja dianggap belum cukup. Biden pun mengeluarkan sabda lanjutan. Biden ingin tangan besi Dewan Keamanan PBB digunakan untuk melawan junta Myanmar.
Kemarahan Biden ini bukan tanpa sebab. Ada banyak tindakan brutal junta militer yang dianggap tak berperikemanusiaan. Ratusan demonstran tewas dibantai.
Tembakan peluru tajam, granat, hingga penyiksaan menjadi ketakutan yang terus ditebar junta militer Myanmar.
"Militer perlu merasakan kerugian yang terkait dengan tindakan mengerikannya," kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield pada pertemuan Dewan Keamanan, dikutip AFP, Minggu (11/4/2021).
Bagi Linda, stabilitas dan kemakmuran kawasan bergantung pada tindakan cepat DK-PBB. Vet dari China dan Rusia, disebut hanya akan menambah korban jiwa.
BACA JUGA: Weton Mumpuni! Muda Disuka, Tua Kaya Raya
"Apakah Dewan akan memperdebatkan bahasa dalam pernyataan lain atau akankah kita bertindak untuk menyelamatkan nyawa rakyat Burma?" katanya.
Sementara itu, upaya Dewan Keamanan PBB untuk turun ke Myanmar, sebelumnya gagal karena Rusia dan China. Kedua negara memveto dan secara historis menentang sanksi internasional.,
Meski begitu Beijing menyuarakan keprihatinan. Sementara Rusia menilai sanksi hanya akan membuat perang saudara. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News