Nia Ramadhani dan Suami Doyan Nyabu, Ketahui Dampak Buruknya

08 Juli 2021 16:15

GenPI.co - Pasangan selebritas Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie ditangkap Polda Metro Jaya karena kasus penyalahgunaan narkoba.

Dari hasil penangkapan, didapati barang bukti satu klip jenis sabu-sabu, bruto 0,78 grak, serta satu bong atau alat hisap sabu. 

Kabid Humas PMJ Kombes Pol Yusri Yunus membeberkan alasan pasangan pengusaha itu di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan pada Rabu (7/7/2021).

BACA JUGA:  Ramalan Mbak You Terbukti, Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie Keciduk

"Dari pengakuan awal keduanya dengan tekanan kerja yang banyak. Itu alasan klaksik, apa yang disampikan kapolres tadi," ujar Yusri di Polres Jakarta Barat.

Kasus penggunaan narkoba jenis sabu memang terbilang cukup tinggi. Banyak orang menggunakan sabu untuk mendapatkan efek psikologis. Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia dan bersemangat.

BACA JUGA:  Pakai Sabu Sejak 5 Bulan, Nia Ramdhani Diciduk Polisi di Rumahnya

Namun tanpa sadar pemakaian barang ini menimbulkan efek buruk bagi kesehatan dalam jangka lama.

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari Klikdokter, pemakaian sabu bisa menimbulkan gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi dan agresivitas.

BACA JUGA:  Terungkap Alasan Klise Nia Ramadhani dan Suami Pakai Sabu

Kelebihan pemakaian obat ini akan membuat orang menjadii mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil risiko.

Selebihnya dokter Dyan merinci efek negatif sabu untuk kesehatan, apa saja?

Pemakaian sabu, apalagi yang berlebihan, menyimpan potensi bahaya besar untuk kesehatan fisik. Dampak stimulan pada obat ini menyebabkan kerja jantung dan pembuluh darah tubuh menjadi berlebihan.

Peningkatan tekanan darah, baik sistolik dan diastolik, sangat nyata pada penggunaan sabu. Kondisi tersebut biasanya dibarengi dengan denyut jantung yang kencang.

Bukan hal yang mengejutkan jika jenis narkotika ini akan membawa dampak sangat berbahaya bagi penderita hipertensi atau darah tinggi.

“Sabu juga bisa menimbulkan efek kejang sampai perdarahan otak. Saya pernah secara langsung melihat di unit gawat darurat pasien wanita yang mengalami kejang dan perdarahan otak akibat penggunaan sabu-sabu yang berlebihan, hingga akhirnya meninggal,” ujar dr. Dyan.

Tak ayal, penggunaan sabuturut meningkatkan suhu tubuh sampai tinggi sehingga menyebabkan demam luar biasa pada penggunanya. Perlu dicatat bahwa peningkatan suhu tubuh yang berlebihan juga sangat berbahaya karena memengaruhi otak dan menimbulkan kejang.

Penggunaan narkoba golongan metamfetamin juga dihubungkan dengan penurunan jumlah sel saraf di sistem saraf pusat. Kemampuan regenerasi sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga kerusakan sel saraf menjadi tidak dapat diperbaiki.

Penggunaan metamfetamin dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada otak secara menyeluruh. Beberapa bagian otak yang dapat mengalami kerusakan pada penggunaan metamfetamin yaitu; Hipokampus yakni bagian otak ini berperan dalam proses mengingat dan mempelajari informasi baru.

Selain itu Striatum. Struktur subkortikal pada bagian otak ini memiliki fungsi krusial, yaitu pergerakan dan konsentrasi. Korteks parietal di mana bagian otak ini berfungsi untuk memvisualisasikan objek yang bersifat nonverbal.

Lalu korteks frontal dan prefrontal. Bagian otak ini memiliki peran penting dalam mengatur kemampuan kognitif, meliputi reasoning, problem-solving, dan juga konsentrasi.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co