Puskesmas di Bantul Kolaps, Bupati Beberkan Penybabnya

21 Juli 2021 14:41

GenPI.co - Tenaga kesehatan untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai terbatas menyusul naiknya kasus harian Covid-19.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan problem utama di Kabupaten Bantul adalah ketersediaan nakes (tenaga kesehatan).

"Berdasarkan standar kesehatan, yang bisa melakukan tindakan vaksinasi, misalnya, adalah dokter atau nakes yang bersertifikat," kata Abdul Halim Muslih, Rabu 21 Juli 2021.

BACA JUGA:  Keraton Yogyakarta Tiadakan Tradisi Gunungan Grebeg Besar

Lebih lanjut, kata Abdul Halim Muslih, nakes yang bersertifikat pemerintah tersebut seperti perawat dan bidan, sementara untuk lulusan SMK Kesehatan yang ada di Bantul belum diperkenankan oleh standar kesehatan untuk melakukan tindakan penyuntikan vaksinasi.

Bupati tidak hafal jumlah nakes di Bantul, namun dengan nakes yang ada saat ini beban kerja mereka terutama di puskesmas jadi luar biasa. Selain melayani pasien umum yang datang ke fasilitas kesehatan, nakes juga menangani kasus Covid-19 di wilayahnya.

BACA JUGA:  DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah Masuk PPKM Level 4

"Nakes di puskesmas itu pertama harus melakukan usapan (swab) antigen, kedua melayani vaksinasi yang sudah terjadwal di desa-desa yang sudah teragenda, tiga harus mengawasi selter (tempat isolasi), keempat masih harus merawat pasien yang datang di puskesmas," ujarnya.

Menurut Abdul Halim Muslih, tugas yang luar biasa bagi nakes saat ini, apalagi dalam pelayanan tes usap harus dilakukan oleh petugas khusus, termasuk dalam melakukan pemantauan lapangan keliling selter Covid-19 maupun warga yang melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

BACA JUGA:  Siap Buka Normal, Pelaku Wisata di Bantul Divaksin Covid-19

Dia mengatakan, para relawan yang selama ini berjuang membantu nakes dalam memantau warga yang isolasi mandiri karena Covid-19 juga sangat dibutuhkan, akan tetapi untuk melihat perkembangan kesehatan secara medis bagi warga isoman (isolasi mandiri) harus dilakukan, minimal oleh tenaga kesehatan.

"Relawan bisa, tetapi untuk gejala dan bagaimana perkembangannya, itu hanya dilakukan dokter atau minimal tenaga kesehatan, sementara puskesmas tidak boleh ditinggal, inilah problem utama tidak hanya di Bantul, tapi seluruh Jawa Bali adalah ketersediaan nakes," katanya. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co