GenPI.co - Presiden Joko Widodo mengatakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menyembuhkan pasien virus corona adalah dengan mengadakan dua jenis obat, yaitu Avigan dan Klorokuin Fosfat.
Dua obat tersebut di sejumlah negara, terbukti bisa mengobati pasien virus corona (covid-19).
Obat bernama Avigan ini merupakan merk obat asal Jepang untuk flu, yang memiliki kandungan bahan aktif favipiravir. Meski sudah diizinkan beredar untuk penggunaan darurat oleh BPOM, penggunaan obat ini tetap perlu pengawasan ketat dari tim medis.
Oleh karenanya, yuk simak 5 fakta menarik tentang Avigan seperi dihimpun dair berbagai sumber. Apa saja?
1. Diuji Coba di Wuhan dan Shenzen
Obat Avigan telah melewati uji klinis pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzen. Dari Shenzen, menyumbang 80 pasien, yang mana 35 pasien menerima perlakuan obat oral Avigan, dan 45 orang dalam grup kontrol atau tidak minum obat Avigan.
Menurut Zhang Xinmin, yakni pejabat di Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di China, pasien yang diberi obat Avigan di Shenzen berubah status menjadi negatif setelah rata-rata empat hari setelah positif.
Data ini dibandingkan dengan rata-rata 11 hari untuk pasien yang tidak minum obat tersebut.
Pada hasil penelitian kedua pun menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat favipiravir tersebut teruji negatif dalam waktu singkat, dan gejala pneumonia berkurang.
2. Obat Flu Asal Jepang
Avigan adalah agen anti-virus yang secara selektif dan berpotensi bisa menghambat RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) dari virus RNA.
Obat ini merupakan salah satu obat flu yang digunakan untuk mengobati penyakit jenis baru influenza di Jepang.
3. Sebagai obtat darurat
Di Jepang, Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada tahun 2014 dan telah diuji coba kepada pasien COVID-19 sejak bulan Februari 2020.
Melalui uji klinis tersebut, para pakar mungkin akan menemukan bahwa Avigan mampu efektif mengobati pasien virus corona asalkan dibantu dengan obat lainnya.
Seorang dokter yang melakukan uji klinis di Universitas Kesehatan Fujita menyatakan, Avigan dapat diberikan sebagai obat darurat untuk pasien dalam kondisi kritis di beberapa rumah sakit.
4. Memilik Efek Samping Serius
Obat yang dikembangkan oleh Toyama Chemical di Jepang ini diketahui memiliki efek samping yang cukup serius dan berbahaya. Salah satu efek samping yang disebabkan adalah kecatatan pada bayi yang baru lahir.
Tak hanya itu, obat ini juga menimbulkan efek samping lainnya seperti muntah, penurunan berat badan, dan penurunan kemampuan bergerak jika dikonsumsi secara berlebihan.
5. Pernah Digunakan untuk Melawan Ebola
Tidak hanya dikembangkan sebagai obat flu, Avigan juga sempat digunakan sebagai obat eksprimental saat muncul wabah virus Ebola yang ganas di Afrika Barat tahun 2014 sampai 2016.
Sampai kemudian digunakan sebagai obat untuk pasien COVID-19 oleh para dokter China, dan mulai diimpor oleh Indonesia pada pertengah tahun 2020.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News